Putus cinta memang bikin setiap orang yang mengalaminya termehek-mehek plus termewek-mewek. Hal yang wajar jika kita mengalami fase itu. Kehilangan sesuatu yang sangat kita cintai memang sangat menyakitkan. Tapi kehilangan itu bukan berarti hidupmu hancur berantakan. Putus dari pacarmu itu bukan tanda kiamat sudah dekat. Please dehh...jangan lebay. Jangan terlalu mendramatisir keadaan. Paling gemes liat tipe-tipe cewek yang merasa hidupnya sudah gak ada harapan pasca diputuskan pacarnya. Mengemis pun dilakukan untuk meminta sang pacar kembali ke sisinya, bahkan yang lebih ekstrim tuh mengancam mau bunuh diri.
Prett...Drama sekali hidup seperti itu.Saya suka gak habis pikir lihat teman-teman yang galau gak ketulungan karena patah hati,ckckckkckkk. Galau boleh tapi paling lama seminggu ajah. Lebih dari seminggu kalian kelewatan. Kamu tidak sedang menangisi orang yang meninggal bukan???? C'mon girl kamu tidak selemah itu. Ayo bikin dirimu terlihat berharga. Mengemis cinta itu menjatuhkan harga diri. Meski populasi lelaki tidak sebanding dengan wanita bukan berarti kamu tak akan kebagian pasangan setelah diputuskan. Ohh, percayalah Tuhan sang sutradara kehidupan telah menyediakan pasangan seimbang untukmu bahkan sebelum engkau ada di bumi.
Saya cuap-cuap begini, jangan pikir hanya sebatas omong kosong. Atau kalian mungkin berpikir, saya bisa berkoar seperti ini karena tidak pernah merasakan patah hati. weits....kalian salah girl. Saya pernah menjalin hubungan selama 6 tahun namun pada akhirnya kandas juga. Saya juga sudah meyakini bahwa dia lah pasangan ku selama-lamanya. Tapi apa??? 6 tahun karam juga. Sedih? pasti lah. Tapi alu tipe orang yang bisa menyelipkan sedikit kerealistisan di dalam hempitan kekecewaan yang teramat sangat. Seminggu waktu yang ku sediakan untuk menangisinya, dan jujur memberinya semacam sedikit ruang untuk berpikir, dimana dalam tempo itu saya menentukan, jika dia datang dan meminta maaf, maka keadaan akan kembali seperti sedia kala, jika tidak, maka usai sudah. Dan dia datang setelah seminggu terlewati. Aku pun menyatakan, maaf, aku sudah move on, sayonara mantan.
Kalian mau tahu apa yang ku lakukan selama seminggu itu, sehingga ku bisa sekuat itu????
Cekidottttt girlss...
1. Mantanmu bukan Tuhan
Jelas, mantanmu bukan Tuhan. Tapi yang ingin ku tekankan di sini adalah bagaimana kita bisa tak terbawa arus perasaan kita sendiri. Kita hanya kehilangan seorang manusia, kita tidak sedang kehilangan TUhan. Untuk apa menangisinya terlalu larut apalagi sampai mengancam untuk bunuh diri. Mereka yang seperti ini pasti tidak dekat dengan Tuhannya. terlalu mudah putus asa, padahal kalau kita percaya Tuhan akan membuat segalanya lebih baik, maka pasti itu yang terjadi. Harusnya rasa kehilangan yang terdalam itu kita rasakan kalau kita tidak lagi merasakan Hadirat Tuhan dalam hidup kita. Galau itu harusnya kita rasakan kala Tuhan seolah-olah tak lagi berkenan atas kehidupan kita (meskipun tidak demikian, karena TUhan tidak pernah meninggalkan umatNya, Tuhan setia, tapi manusialah yang tidak setia). Makanya jangan bersandar sepenuhnya kepada pacar, dalam artian kamu juga perlu mandiri, jangan sediki-sedikit mengandalkan pacarmu, apapun yang terjadi di hidupmu juga tanggung jawab pacarmu, sehingga saat dia tidak lagi di sisimu, hidupmu terasa pincang. Manusia sumbernya kekecewaan, manusia berubah, tapi sekali lagi Tuhan tidak demikian girls. Bersandarlah padaNYa. Itu kunci yang terutama.
2. Hidup bukan hanya Persoalan Cinta Pada Pacarmu
Cinta memang bisa melengkapi hidup. Hidup tanpa cinta solah berada dalam ruangan dengan cahaya remang. Dengan cinta kita memang bisa melakukan segala hal. Cinta itu luas, cinta bukan hanya ditujukan untuk pacar. Cinta juga milik keluarga, ayah, ibu, saudara-saudari, teman-teman terlebih lagi Tuhan. Mengapa ketika berantem dengan pacar rasanya sangat menyiksa hati, sedangkan ketika berantem dengan saudara bahkan ortumu kamu biasa saja? Girls, pacar tidak lebih berharga dari mereka semua. Jika tidak ingin merasa sakit, kalian harus memposisikan cinta itu rata, kepada keluarga dan pacar, bahkan harusnya lebih kepada keluarga. Tanamkan dalam benak bahwa cinta dalam hatimu bukan hanya untuk pacarmu. Cintai ibumu, ayahmu, kakak dan adikmu.
3.Lakukan hal Positif untuk menghalau rasa sepi
Galau bisa dihindari selagi kita mau. Kita bisa mengontrol apa yang kita pikirkan apa yang kita rasakan. Kita bisa mengontrolnya asal ada keinginan. Lakukan lah hal-hal yang bisa menyenangkan hatimu, yang bisa membangkitkan mood positifmu. Menyibukkan diri dengan hal-hal yang kita suka bisa membantu sekali untuk kita terlepas dari perasaan sakit itu. Namun jangan mencari pelampiasan dengan minum miras, clubbing, atau bahkan memcari lelaki pelarian. Please berpikir pintar di saat-saat terlemah sekali pun. Hindari berbuat bodoh. Rasional harus tetap jalan. Mungkin iya, semua itu bisa membantu tapi hanya sementara dan setelah itu kamu akan merasakan kekecewaan yang lebih dalam. So, girls, kita harus pintar. Catat itu.
4. Sharing dengan orang yang lebih dewasa
Bercerita akan membantu mengurang beban yang dirasakan. Hal ini sangat positif dilakukan. Namun saat kamu memutuskan untuk meminta tanggapan atau nasihat dari sahabat atau temanmu, jangan keraskan hatimu. Buka telinga lebar-lebar dan terima masukkan-masukkan dari mereka. Semuanya akan percuma jika kamu mengeraskan hati dan memutuskan untuk menikmati rasa sakit itu. Sharing pun jadi tidak berguna, dan orang-orang di sekitarmu juga akan emrasa jenuh melihat tingkahmu. Dan itu menguruangi poin positif dalam dirimu. Jangan ijinkan dirimu terlihat bodoh girl.
Masih banyak hal-hal positif lain yang bisa diterapkan untuk tidak galau pasca diputuskan atau putus dengan pacarmu. Intinya tetap ingat Tuhan. Selama kau berjalan bersama TUhan, maka segalanya bisa kau lalui.
REGARDS
REGENNY