Tampilkan postingan dengan label REGENNY. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label REGENNY. Tampilkan semua postingan
Menjelang perayaan Natal yang dirayakan umat kristiani pertanggal 25 Desember, banyak pernak-pernik hiasan natal bahkan pohon Natal di mal-mal dan toko-toko. Umat yang merayakan pun akan sangat bersemangat menghias rumah mereka dengan hiasan suasana natal. Terlihat cantik dan sangat meriah. Lagu bernuansa natal mulai diperdengarkan di tempat publik seperti mal, restaurant dan rumah-rumah penduduk yang merayakannya. Bagi saya yang turut merayakan, merupakan sukacita lebih menyaksikan kemeriahaan Natal. Namun tak disangka, ternyata kemeriahaan ini menimbulkan sedikit gesekan terhadap saudara tetangga muslim, yang menyatakan adanya larangan bagi mereka untuk mengucapkan selamat natal. Hal ini dilarang dalam kepercayaan mereka katanya, dan guncingan larangan ini pun kerap saya dengar menjelang tanggal 25 Desember. Banyak memang dalil-dalil yang membenarkan larangan ini. Dan yang mau saya katakan di sini adalah, jika memang saudara muslim tidak berkenan memeberikan ucapan selamat natal, saya selaku yang merayakannya tidak merasa keberatan sama sekali apalagi sampai men-judge kalian tidak toleransi. Saya yakin, saudara seiman saya juga tidak akan mempersalahkan hal tersebut, apalagi sampai merasa sakit hati. Mungkin hanya sekedar pertanyaan, "Mengapa?". Dan saya rasa itu pertanyaan yang wajar. Dan saudara muslim tinggal menjelaskan kepada mereka, saudara saya yang mempertanyakannya. Sehingga semakin banyak dari kami memahami alasannya, maka akan semakin baik pula keadaannya, sehingga tidak akan ada terlihat atau terdengar seolah kami, umat kristiani berkeberatan dengan perlakuan saudara kami.
Perlu diluruskan, memang tidak ada kepastian mengapa tanggal 25Desember dipilih menjadi tanggal perayaan kelahiran Sang Juru Selamat, Karenabenar adanya seperti yang menjadi alasan saudara kami, muslim, bahwa memang dalam Alkitab tidak ada tertulis demikian. Bagi pemahaman saya pribadi, perayaan ini adalah merupakan suatu acara untuk mengingat awal hadirnya Sang Juru Selamatyang dirayakan sebagian kelompok pada zaman dahulu yang kemudian menjadi perayaan bagi umat kristiani seluruhnya hingga tahun 2013 ini. Bagi kami yang merayakan, kegiatan natal ini positif adanya, berdampak besar bagi pertumbuhan rohani dan juga kebersamaan sesama umat kristiani, bahkan menjadi moment untuk berbagi kebahagian juga kepada yang lain.
Read More >>
Saya boru Batak, boru Simanjuntak. Saya akui bahasa batak saya memang kurang lancar, mengenai tarombo juga saya kurang begitu memahami. Bisa dibilang saya ini adalah orang Batak Dale. Saya malu, sangat ingin seperti teman-teman yang paham betul jati diri sebagai orang batak. Sampai seorang rekan kerja nyeletuk "Lepas saja lah marga mu itu kalau gak tahu apa-apa tentang Batak". Bak tertampar kanan-kiri bertubi-tubi mendengar pernyataan beliau itu. Terasa perih di hati. Tapi ini bukan kemauanku menjadi dale seperti ini. Lingkungan ku sedari kecil yang tak mendukung ku untuk mengenal suku ku sepenuhnya. Lahir dan tumbuh di lingkungan suku jawa. Bahasa yang paling dominan sering terucap hanya bahasa Indonesia. Aku, hingga saat ini hanya mampu merekam sedikit saja bahasa batak. Mengucapkan bisa, namun intonasinya pun terdengar ganjal, seperti bukan orang batak. Ingin bisa lancar berbahasa, aku pun sering mendengarkan lagu-lagu batak, dan ikut ngumpul kalau orang tua dan sanak berbincang. Sampai mempunyai harapan punya suami juga orang batak murni. Tapi ternyata, saat punya pacar Batak, dalenya sama juga seperti saya. Dan pacar sekarang, berasal dari suku di luar Batak. Kans mewujudkan membataknissasi diri memang kurang terdukung dengan pacar sekarang. Namun, keinginan tak mesti pupus begitu saja. Kelak anak-anak ku yang akan bermarga Foenale juga mesti tahu dan mengenal suku mamanya yang BAtak.
Read More >>
Melihat teman-teman seangkatan kuliah menikah memang memberikan motivasi bagiku untuk memandang satu tahapan kehidupan lagi. Namun niat itu pun langsung buyar, tertepis sesaat aku teringat akan kehidupan rumah tangga yang dialami saudara ku dan kebanyakan perempuan lain dengan latar belakang yang hampir sama (MBA). Jalan mereka bersatu memang penuh dengan ciiran dan omongan-omongan miring. Belum lagi kesan penolakan yang pastinya akan ada saja diperlihatkan orang-orang disekitarnya. Tentunya bukan cerita seperti itu yang aku ingini sebagai alur pernikahanku kelak. Yang ingin aku soroti adalah tidak akan ada cerita penyesalan telah menikah dengan si dia atau pun akhirnya berujung dengan perceraian. Ketakutan-ketakutan yang didorong oleh pengalaman berumah tangga orang lain yang tidak mengenakan seperti itu membuatku enggan untuk berpikir ke arah itu. Padahal umur sudah 1/4 abad, sudah wajar memang berpikir ke arah sana. Hanya saja... Mudah-mudahan Tuhan tidak mengijinkanku tercobai dengan cerita kehidupan rumah tangga yang kelam apalagi sampai menyesal telah menikah dengan seseorang. Hal ini akan sangat membuat ku terpuruk nantinya (seperti bayanganku saat ini). Karena persoalan pasangan hidup adalah hal terpenting ke-2 bagiku. Jika aku gagal di sini maka habislah aku. Entah aku akan mempunyai kekuatan untuk menjalani hari-hari atau tidak jika aku dihadapkan dengan persoalan yang satu ini seperti aku bisa melalui apapun masalah yang sudah-sudah. Dulu aku pernah yakin sekali dengan hubungan yang ku jalani dengan seorang pria, namun pada akhirnya kita terpisah juga. Berdoa, ya...selalu..(seperti yang sudah ku ungkapkan, aku tak ingin gagal dalam hal pernikahan). Setiap hari ku mendoakan pacarku yang dulu, akan kah dia pasangan yang tepat yang disediakanNYa untuk ku. Namun jawaban yang kuterima, adalah tidak, tapi itu pun setelah 6 tahun terlewati. Entah lah, aku pun tak tahu mengapa setelah sekian lama berdoa, jawabannya terkkuak setelah berjalan 6 tahun, tapi pasti kesalahan ada padaku, karena ku percaya satu-satunya sosok yang tak pernah melakukan kesalahan adalah Tuhan. Berpisahlah akhirnya.. Bahkan sekarang hubungannya menjadi sangat tidak bersahabat. Dan ku sadari itu dikarenakan sikap ku terhadapnya. Tapi aku hanya tidak ingin dirongrong rasa itu lagi dengan semua janji-janji yang tidak akan melakukan hal yang sama lagi (katanya) diwaktu yang sudah tidak tepat. Apalagi aku sudah ada kekasih. SUngguh sangat mengganggu ketika ungkapan-ungkapan yang tak berarti lagi itu terucap darinya. Jadi, mohon maaf, menghindar adalah cara abik yang terpikirkan olehku.
Read More >>
Masih terkait pengalaman saat interview  kali pertama ku. Dalam form yang diberikan perusahaan itu untuk ku isi ada serangkaian pertanyaan-pertanyaan yang terlihat mudah namun sangat susah untuk diungkapkan.

Praktis butuh waktu beberapa menit untuk ku sampai akhirnya tertulis lah beberapa rangkaian kata untuk pertanyaan berikut ini :

1. Apa cita-cita anda?
2. Apa Sifat Pekerjaan yang Anda sukai?
3. Apa hobby anda?

Dulu, sewaktu saya kecil sampai beranjak remaja dengan lantang saya bisa menjawab pertanyaan no. 1 di atas. Dulu, saya ingat dua jawaban mutakhir saya adalah menjadi polisi dan pramugrari. Namun beranjak SMA dua jawaban itu bahkan tidak lagi terlintas di benakku. Bahkan aku mulai mendapati kesulitan untuk menggambarkan akan jadi apa aku kelak. Semakin dewasa aku semakin dikaburkan oleh pertanyaan ini. Sampai pada saat pertanyaan itu ditanyakan tertulis jumat lalu, aku berpikir untuk mendapatkan jawaban yang tidak klise dan terdengar baik dimata pembaca. Namun setelah saya sadari, jawaban ku tak lebih hanya sebuah jawaban yang abstrak. Mengapa semakin dewasa pertanyaan ini serasa semakin tak mudah untuk dijawab? Bodoh kah aku? akhh entah lah. Pada saat itu pertimbanganku hanyalah bagaimana agar apa yang ku tuliskan tak tersirat konyol bagi si pembaca. Bagaiman dengan anda? Apa jawaban anda untuk jawaban pertanyaan no. 1 tersebut?

Untuk pertanyaan yang kedua juga aku menemui kesulitan. Mau di skip, takut tercap tidak tahu akan maksud pertanyaan. Mau menuliskan siap bekerja underpressure juga takut kejadian. Saat itu aku sempat melirik jawaban yang dituliskan pelamar lain dengan kata "santai tapi serius". Akkhhh, aku akan berpikir jutaan kali untuk menjawab dengan senada jawabannya itu. Jika anda menjadi saya, jawaban seperti apa yang akan anda sampaikan?


Untuk no.3 saya tahu betul apa yang menjadi hobby saya. Tapi apakah jawaban saya itu akan terlihat credible bagi mereka. Saya hobby nonton, baca tulisan ringan, dan menjelajah di dunia maya. Dan apakah itu akan membantu saya terlihat plus dari pelamar yang lain? Sama sekali hobby saya itu tidak ada keterkaitannya dengan pekerjaan itu. Namun, apa yang terjadi terjadi lah, bersikap jujur adalah pilihan saya, karena saya juga tidak tahu untuk memperindah jawaban untuk pertanyaan ke 3 ini. Yang saya pertimbangkan adalah, dalam sisi psikologis pastilah ada keterkaitannya pertanyaan semacam itu ditanyakan untuk pertimbangan mereka menyeleksi calon karyawannya.

Terlalu banyak pertimbangan adalah sifat saya yang terkadang menguntungkan namun tak jarang juga menjadi boomerang bagi saya.

Sekarang saya membenarkan tagline salah satu provider yang menyatakan "menjadi dewasa itu menyenangkan, tapi susah dijalani". Memang seperti itu lah keadaanya. Hal yang waktu kecil hanya lah a piece of cake, saat dewasa menjadi a bowl of soup (nyambungnya kemana itu yahhh,,,hehehheeee)..

^^
Read More >>
Sangat jelas diingatanku, bagaimana antusiasnya masyarakat di lingkungan rumahku menyambut hari kemerdekaan RI. Seminggu sebelum hari H telah terselenggara beragam perlombaan dan puncak acara terselenggara di tanggal 17. Keriuahan selama pertandingan berlangsung benar-benar menyemarakkan esensi kemerdekaan. Seolah telah terlepas beban yang begitu besar sehingga kebahagiaan dapat terpancar dari setiap wajah yang mengikuti atau sekedar menyaksikan acara. Sayang, kemeriahan itu aku dapati hanya berlangsung sampai ku SMP saja. Saat ini sudah tidak ada lagi. Entah alasan apa, aku juga tidak tahu.

Sepi, tak ada hal khusus kecuali hari libur, itulah hal yang terasa kini mengenai kemerdekaan di lingkungan rumahku. Yah paling ada sedikit aktivitas perayaan yang dijumpai di sekolah-sekolah di dekat rumah ku. Namun itu juga tanpa suatu perayaan yang heboh, paling upacara dan perlombaaan kebersihan antar kelas. Jangan kan tentang perayaan. Untuk memasang bendera saja, saya hanya menemukan beberapa. Di rumah ku sendiri, aku tidak tahu kemana hilangnya tiang dan bendera yang biasanya tersimpan di gudang.

Sesepinya perayaan kemerdekaan di kampung ku, ternyata lebih sepi lagi di kota besar ini. Sepanjang saya mengitari jalan dari satu tempat ke tempat yang lain, tak ada di sepanjang jalan ku dapati tiang dengan kibaran sangkaka merah putihnya. Pedangang kaki lima yang menjajakan bendera dan pernak-pernik kemerdekaan lainnya lah yang setidaknya akan memberikan signal bahwa hari itu adalah hari kemerdekaan RI.

Tapi kemana esensinya? Kemana suasananya? Mengapa perayaan kemerdekaan hanya dijalankan semasa wajib belajar saja? Mengapa tidak berlangsung di universitas?

Hmmmnnn,,,,sangat merindukan suasan meriahnya kemerdekaan saat aku kecil dulu. Meski tak turut berjuang, tersa bahagia sekali bisa merasakan kemerdekaan itu. Tapi kini, kemerdekaan hanyalah tanggal merah, saatnya untuk bersantai di rumah tanpa melakukan apapun...
Read More >>

Entah mengapa sore menjelang malam ini aku berpikir untuk membagi pengalaman interview ku untuk yang pertama sekali. Sudah 2 kali berganti profesi tapi jumat kemarin aku baru benar-benar mengalami apa yang dinamakan interview sesungguhnya (2 pengalaman sebelumnya melewarkan aku pada fase ini, (how lucky i was). Hahhaaahhaaa…


Rabu siang mendapat sms masuk dari provider telkomsel, berisi undangan untuk mengahdiri interview tahap pertama dengan HRD salah satu perusahaan outsourcing cukup besar di negeri ini untuk posisi call center. Tidak ingat aku pernah melamar atau tidak, tapi dari info sms yang ku dapat katanya mereka menerima surat lamaran via email. Benar saja aku cek email, dan di dalam sent box tertera bulan februari tahun ini, dan dipanggil agustus. Kontan saja aku tidak begitu ingat lagi. Dalam sms itu, aku diundang untuk hadir jam 8 pagi hari jumat. Hal yang pertama ku lakukan adalah berpikir alasan apa yang harus ku gunakan untuk tiket ku ijin sementara (hanya beberapa jam) dari kantor ku sekarang.

Aku memang sedang bekerja, dalam CV yang aku kirim aku menerakan perusahaan ku yang sekarang, namun aku menuliskan dalam CV bahwa aku sudah berhenti (eits tidak, sejujurnya aku menuliskan (2011-until now). Langung terbersit dalam benak jawaban apa yang bisa menyelamatkan ku jika mereka menanyakan maksud dari until now dalam CV ku itu. Dan sampai hari-H tiba, ku tak menemukan alibi apapun. Berdoa saja semoga kata itu tidak menjadi pusat perhatian di pewawancara, sehingga tidak menjadi boomerang bagi ku nantinya.

Untuk menghindari ku terlihat konyol saat interview nanti (takutnya, malah hanya bisa bengong tok), aku pun men-search pengalaman=pengalaman sebelumnya milik orang lain tentunya mengenai interview ini. Dan aku mendapati banyak sekali versi. Aku pun hanya mengambil dari dua sumber berbeda saja. Dan dari dua sumber itu juga memiliki beberapa kemiripan.

Hari h tiba. Aku sampai di tempat tujuan ku lebih awak ½ jam dari waktu yang sudah ditentukan, dan di sana aku sudah melihat rekan interviw lainnya. Mengunrangi perasaan grogi aku pun mencoba mengajak bicara satu, dua orang di dekatku. Yang seorang juga merupakan pengalaman pertamanya (baru lulus D3) yang satu lagi sudah lebih tua dari ku dan memiliki beberapa pengalaman, namun di bidang yang berbeda (sama seperti ku). Kami pun mendiskusikan kira-kira pertanyaan apa yang muncul nantinya. Dan hal yang paling utama ku yakin ditanyakan adalah 2 hal yaitu: mengapa minat dengan lowongan ini, dan berapa gaji yang diingini.

Jam delapan teng. Ada seorang yang pastinya dari perusahaan itu datang menghampiri kami (puluhan orang) dan membagikan form yang harus kami isi terlebih dahulu. Aku orang ketiga yang terpanggil saat pembagian form itu, dan aku menduka aku juga akan dipanggil masuk untuk intervie setelah nama dua wanita sebelum aku.

Giliran ku pun tiba. Dag dig dug…(aku sedikit grogi). Ruangan yang kecil namun bersuhu dingin itu menyamarkan ku dari grogiku. Karena kalau tidak ada pendingin itu pastilah keringatku sudah bercucuran. Aku dipersilahkan duduk dan aku menyerahkan form yang sudah diisi tadi dan juga berkas lamaranku. “Sudah siap”, tanya beliau
Siap, jawabku mantap.
Terlihat memperhatikan sekilas apa yang tertulis dalam form dan tiba-tiba..
“kok call center telkomsel?”, “sebenarnya kamu melamar kemana sih”?tanyanya dengan mimik mengerikan.

Dengan mencoba tenang aku berusaha seolah tak menyadari kesalahan fatal yang ku lakukan.
“akkh masak si bu? Saya tidak mungkin salah alamat”.

“Ini”? katanya sambil menyerahkan dan menunjukkan kesalahan tulisanku

Oooppss, ohh…oh…(berusaha tetap tenang). Ehm, maaf bu, terkadang otak saya tidak berkoordinasi dengan benar dengan tangan saya tapi saya tidak salah alamat bu. Jawabku mencoba meyakinkannya.
(Padahal yang sesungguhnya, aku memang berpikir perusahaan yang ku datangi ini adalah perusahaan dengan yang tercantum dalam form ku itu. Aku tidak tahu ternyata mereka adalah dua perusahaan yang berbeda). Kesan pertama ku sungguhh..akkhhh….selanjudnya terserahhh lah (aku pasrah)

pertanyaannya selanjutnya

“perkenalkan dirimu”


Dengan lantang dan tanpa sedikit keraguan ku menjawab pertanyaan beliau..

“mengapa kamu berhenti dari pekerjaan lamamu dan tertarik bergabung di sini”tanyanya lagi..

“Saya memutuskan berhenti karena bla…bla…bla… (tidak menorehkan sedikitpun kesan negative kepada perusahaan), dan memutuskan untuk melamar di sini dengan harapan kinerja saya dapat meningkat dalam setiap periodenya.”

“Apa yang kamu maksud dengan meningkat?” tanyanya lanjud

Tentu dalam jenjang karir saya ingin terus berada dalam tahap level yang lebih baik lagi. Katakanlah saat ini saya diterima sebagai call center dalam perusahaan anda, tentu di tahun depan saya tidak ingin stuck di posisi yang sama.

“Perlu anda ketahui, dalam perekrutan kali ini tidak akan ada ada promosi jabatan atau peningkatan posisi semacamnya. Kita di sini sistem outsourcing yang hanya merekrut dengan kontrak paling lama 1 tahun, dan jika perusahaan tidak puas dengan kinerja anda kita bisa memutuskan kontrak meski itu di bawah satu tahun.”

“terbengong sekejap”..

Koplakkk,,,gila…kena deh aku…
Harus bilang apa lagi ini….

Akhirnya hanya kata “oh….” Yang keluar dari mulut ku..

“Apa yang anda ketahui tentang call center?”

Dari bahasanya tentu pekerjaan ini umumnya melayani keluhan ataupun kebutuhan pelanggan yang menghubungi. Biasanya penelpon menghubungi 10* lalu akan tersambung dengan agenya yang siap melayani.

“10*? Bukannya 10*?”tanyanya


Asemmmm,,,salah lagi aku.

“Oh iya benar 10* bu”

“Coba kamu peragakan seolah-olah kamu adalah age yang sedang melayani penelpon?”

“Halo selamat pagi dengan saya enny ada yang bisa saya bantu? Blaaa..blaa…blaaa……
Terimakasih sudah menggunakan layanan ini, selamat pagi selamat beraktivitas” Coba ku sedikit terbata namun bisa..

“Apa anda sebelumnya sudah pernah berprofesi sebagai call center? Atau anda sudah pernah dalam tahap training di sini?”tanyanya

“tidak bu, saya hanya pernah beberapa kali tersambung dengan layanan call center untuk menanyakan informasi marketing hotel dsb”.

“Jika begitu berapa gaji yang maksimal anda dapatkan setiap bulan dengan sistem kerja dimana schedule perusahaan yang mengatur, bahkan terkadang untuk ibadah juga harus menyesuaikan dengan waktu kantor?”

alamakkk,,,,pertanyaan gaji ini lah yang paling riskan jawabannya. Untung saja secara umum saya sudah cari tahu sebelumnya kisaran gaji dengan jobdes seperti itu dan dipertimbangkan dengan UMK di kota saya ini, dan memang perkiraan saya tidak meleset sedikit pun..

Usai mengiyakan semua dan menyanggupi apa yang dikatakan beliau, sesi wawancara pun berakhir dengan jabatan tangan. Pemberitahuan diterima atau tidaknya tinggal menunggu kabar dari perusahaan saja.

fyuhhhh..dan saya pun melangkah keluar dengan keyakinan, what will be will be lahh.. I’ll do my part, the rest let HIM do…

Jadi buat teman-teman yang mau interview, jangan remehkan persiapan yah.. Preparatioan is a must :D
Read More >>
Untuk pekerjaan dari pihak swasta ini, tidak seperti biasanya si bos meminta untuk mengatasnamakan "namaku" sebagai penanggung jawab pekerjaan. Entah apa yang menjadi pertimbangan beliau, tapi aku hanya bisa terpaku dengan kata loyalitas tanpa berani mempertanyakan mengapa begitu. Jadilah di kontrak kerja namaku dan pihak swasta itu yang tercantum.

Singkat cerita aku pun menandatangani kontrak dan juga dia selaku pimpinannya. Sebelum mulai perealisasian isi kontrak, terjadi insiden kecil yang saat itu aku sama sekali tak menyangka akan menyeretku ke dalam permasalahan yang pelik seperti ini. Kejadiannya saat sedang rapat intern antara pihak terkait, tiba-tiba BB pihak kedua ini terus berdering dan mengganggu jalannya rapat. Dengan hormat bos ku meminta untuk mengganti mode-nya menjadi silent. Namun ternyata si empunya tak mengerti cara menggantinya. Si bos pun memintaku untuk membantu beliau yang sedang kebingungan dengan smartphonenya. Enggan sebenarnya, tapi loyalitas ini benar-benar mengutuk ku. Beliau pun memberikan hp-nya padaku. Memang butuh waktu yang sedikit lama karena ku harus mencari dulu dimana tersimpan pengaturannya. Hal ini membuat si empunya gerah,mungkin beliau khawatir aku sedang membuka isi-isi lain di hp-nya. Kemudian beliau pun merampasnya seranya mengatakan "sudah, biar saya metikan saja".

Namun sebelum mematikannya, beliau dengan lantang mengatakan bahwa aku sudah merusak BB-nya. Kemudian dengan nada tenang aku pun meminta supaya turut mengecek BB-nya, dimana kerusakannya. Tanpa menggubris permintaanku beliau pun langsung menambahkan bahwa melakukan panggilan pun tidak bisa. Saya yang jujur sudah kalut juga masih berusaha tenang dan meminta sekali lagi untuk beliau supaya saya diijinkan untuk mengecek benar tidaknya sudah tidak bisa melakukan panggilan keluar lagi. Dan kedua kali bukannya digubris, beliau malah menghardikku dengan mengatakan "Aku akan membawa ini ke pengadilan". Kemudian beliau berlalu pergi.

Lalu saya pun coba mengejar, berharap tidak akan sampai ke persoalan hukum meski di sini aku sangat yakin tidak mengotak-atik BB-nya. Namun beliau tetap berlalu begitu saja.

Kembali ke ruang rapat, ekspresi aneh dan tak terharapkan ditunjuukan bos ku. Beliau seperti tidak melihat ada kejadian apa-apa sedari tadi. Padahal atas perintah beliau aku memegang BB klien tersebut. Dengan santai dan semakin membuat ku seperti orang bodoh, beliau pun turut berlalu pergi.

"Apa yang sedang terjadi", tanya ku dalam hati.

Sesampainya di rumah, aku tak dapat sedetik pun, berpaling dari kejadian yang ku alami ini. Sahabatku, yang  malam itu berkunjung ke rumah mendapat ku murung tak bergairah. Dia pun bertanya "ada apa"? Dengan enggan aku menceritakaannya.

Hanya helaan nafasnya yang terdengar setelah ku selesai bercerita. Lalu dia memelukku sambil menepuk-nepuk bahu ku dan berkata "kita berdoa saja ya, semua pasti akan baik-baik saja".

Saat itu ku minta dia untuk menemaniku tidur malam itu. Keesokannya, entah datang dari mana tiba-tiba si klien yang mengancam akan menuntutku, memintaku untuk menandatangani berkas yang ku baca sepintas adalah berkas berisi tentang sesuatu yang menyimpang dengan apa yang telah disepakati dalam kontrak.Terang, aku langsung menolak permintaannya dengan tegas. Namun beliau mengancam akan memidanakan saya kerena persoalan BB kemarin. Silahkan saja, saya tidak salah. Saya tidak mau menandatangani itu.

Saya tidak ingin mengiyakan, karena di belakang hari saya juga yang akan kena imbasnya. Tapi jujur, saya juga sedikit ragu dengan keputusan saya mengiyakan ancamannya. Karena saya tidak begitu yakin dengan hukum yang ada di negeri ku. Aku ragu keadilan akan memihak orang dengan strata rendah seperti ku. Dibanding beliau, tentulah aku tak punya daya apapun. tapi aku tak mau membenarkan yang salah. Meski tak punya harta, dan tak akan sanggup menyewa jasa pengacara, aku tetap akan menyatakan aku tidak bersalah.

Hal yang membuat ku semakin hampir patah arang adalah sikap atasanku yang tak sedikit pun berempati atas tuduhan yang ditorehkan klien padaku. Seoalah tak ingin tahu apa yang terjadi. Dalam hati ku membenarkan mungkin inilah mengapa dia meminta namaku yang tertera sebagai penanggung jawab dalam kerjaan kali ini.

Akkhhhh...sungguh ku tak ingin membayangkan hal buruk yang akan menimpaku...Namun tak bisa ku elakkan bahwa pikiranku terus memikirkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Dan sesaat pikiranku memulainya....aku,,,terbangun....

Ternyata,,,,aku hanya bermimpi.. :D
Read More >>

7 juli 2013
Love is Faith

kalimat penghabisan sebuah film berjudul “Mika”. Bercerita tentang cinta dimana si mika, pacar seorang gadis bernama indi, pengidap penyakit yang belum ada obatnya “Aids”.

Pasti tidak mudah menerima keberadaan orang dengan penyakit ini di sekitar  kita, apalagi menerimanya sebagai pacar. Tapi indi menerimanya. Tanpa perasaan takut akan tertular , indi menerima mika apa adanya. Tak logis memang, tentu tidak semua wanita akan bisa seperti indi memperlakukan mika. Bahaya akan penyakit ini adalah pertimbangan besar bagi siapapun untuk berdekatan dengan ODA (orang dengan penyakit AIDs). Butuh kepercayaan yang besar.

Film yang bagus, mengurai haru beserta air mata. Aku yang menonton pun, menangis sejadinya. Sebenarnya tidak sesedih seperti yang diungkapan air mataku ini, tidak. Film ini justru berakhir bahagia bagi indi, meski mika telah tiada. Hanya saja film ini, mengingatkanku kepada kekasih ku di kota sana.

Cinta kami juga cinta yang bermodalkan kepercayaan. Murni hanya kepercayaan. Tahu kah kalian kenapa? Karena hati ini bertemu dengan hatinya tanpa pertemuan fisik sebelumnya. Yaaa,,, kami memang belum pernah bertemu satu sama lain. Aku hanya pernah melihatnya beberapa kali lewat fasiltas telepon video facebook. Itu pun hanya aku yang bisa melihatnya. Karena fasilitas komputer yang ada di tempat kerja ku tidak disediakan kamera seperti laptopnya.

pasti kalian berpikir yang sama seperti orang-orang terdekat ku. Mustahil ada cinta yang tulus diantara kami. Adik-adik dan kakakku bilang, cinta ku hanya khayalan. Sering mereka memintaku untuk mencari pacar yang ada di depan mata. Tidak jauh sekali seperti pacar ku yang sekarang. Tapi aku tidak mau mendengarkan mereka. Karena hatiku tidak bisa dipaksa. Hatiku memilih cinta yang datang dari hatinya.
Terserah juga kalau banyak yang mencemooh ku dengan sebutan bodoh. Bodoh yang kalian tujukan ini terasa indah sekali, dan aku sangat menikmati. Kalau pun, harus berakhir perih, hanya satu yang ku ingini, ku akan melepasnya dengan ikhlas hati dan Tuhan tetap menguatkan diri ku ini.

(intermezzo) sayangku,,,aku sedang teramat sangat merindukanmu. Sangat ingin mendengar suaramu, tapi kau sudah cukup berusaha, dan hasilnya tidak mendukung. Sayang, makasih sudah mau berusaha memperbaiki hp itu. Beberapa kali sms-an denganmu tadi, sudah membuatku senang, meski air mata ku belum juga mau berhenti. Tidak apa sayang, ini air mata kerinduan. I miss u so much beib.

aku sadar sayang, banyak yang harus ku perjuangkan untuk bertahan dengan cinta ini. terlalu banyak aral yang melintang. Tapi aku tak yakin jika ku bisa tangguh kalau aku melepas cinta ini. aku memilih untuk berjuang sayang. Seperti yang selalu kau bilang, ini namanya ujian cinta. Iya sayang, kita memang sedang diuji. Tak ada hal kebetulan di dunia ini, begitu pun dengan pertemuan hati ini. hati ku masih begitu yakin ku kan raih bahagia bersamamu. Ini hanya masalah waktu.
sayang, iloveu.
Imissu ALBUM MALAMKU.
Read More >>


Seorang teman meminta ku untuk menjadi pendengar baiknya malam itu. Katanya, dia sudah tidak tahan memendam tekanan dari atasannya di kantor. Dengan menggebu dan ekspresi kesal temanku ini memulai ceritanya.

Sehari setelah tamat dari universitas, teman ku ini mendapat tawaran untuk bergabung di perusahaan swasta tempat tetangganya (si pemberi tawaran) mendapatkan rupiah. Tanpa berpikir panjang temanku ini menerima, dan langsung menjatuhkan lamaran keesokkan harinya. Meski gajinya sedikit, namun temanku ini tetap niat untuk menjalani terlebih dahulu dengan dalih sebagai batu loncatan untuk karirnya ke depan. Yah, hitung-hitung cari pengalaman dulu. Dalam benak sih, temanku ini sudah menagetkan paling tidak bertahan 1 tahun di perusahaan itu, supaya dapat surat pernyataan tertulis telah mengabdi dengan baik untuk penyempurnaan CV saat pelamaran selanjutnya.

Singkat cerita temanku ini, diterima di bagian administrasi perusahaan tersebut. Dengan modal insting si temanku ini mencoba menyesuaikan irama kerja di kantornya. Memang diakuinya, dia lambat menyesuaikan dengan bidang perusahaannya itu, dikarenakan memang tidak sejalan dengan latar belakang pendidikan, dan juga tidak adanya senior yang memberikan arahan (tidak ada masa training). Meraba, ya lebih tepatnya begitu lah temanku ini menjalani dan melakukan tanggung jawabnya di perusahaan itu.

Namun, lewat dari 3 bulan, dia mulai mendapati bahwa tanggung jawabnya meluas tidak searah dengan job description seorang admin. Dia mulai mendapati, bahwa dia juga seorang relawan untuk mengerjakan tugas kampus atasannya. Hardikan pun diterima kala tugas yang diminta belum diselesaikan. “bagaimana mau selesai cepat? Saya yang bergelar S-1 harus mengerjakan tugas S-2, jurusan hokum pula. Anak sastra diminta ngerjai tugas hokum??? Coba bayangkan?”seru temanku.

jujur, saya tidak membayangkan apapun saat itu. Karena saya tahu, itu hanya luapan emosinya.

“yang bikin naik darah ini, dia tuh marahnya ke saya, karena waktu itu makalah hokum bisnis yang saya buat itu hanya dapat nilai B. bukannya terima kasih, eh ini malah maki-maki. Ada otak gak tuh orang?”, tambahnya lagi.
Saya hanya memperhatikan tanpa bicara apapun. Karena saya juga merasa, respon saya nantinya hanya akan memperburuk suasana hatinya. Untuk itu saya menjalankan tugas untuk hanya menjadi pendengar yang baik dan budiman.

Setahun berlalu, si teman ku ini masih bekerja di situ, dan sepertinya beban yang dipikulnya pun kian berat. Katanya, dia sudah beberapa kali dapat panggilan test kerja namun tidak ada yang dijalaninya, karena panggilan itu adanya dari luar kota. Harus menyebrang pulau untuk hanya sekedar test saja. Pertimbangan biaya dan waktu untuk mendapatkan ijin dari kerjaan pun menjadi penghambat katanya. Beberapa kali menjatuhkan lamaran di kota ini, namun belum ada yang memanggil sampai si temanku ini menjalani tahun ketiganya di perusahaan itu.

Cerita duka pun berlanjut. Setelah jadi relawan pengerjaan tugas atasannya, dia pun menuturkan bahwa dia juga menjadi asisten pribadi tak tertulis bagi atasannya. katanya, urusan pindahan rumah pun, dia harus dilibatkan. bahkan yang terbaru keluh kesah yang dialaminya adalah dia diminta untuk mengurus polis asuransi mobil yang baru dibelinya. omelan pun harus diterima temanku ini, saat dia jujur mengakui kepada atasannya dia belum pernah mengurusi hal itu, dan dia ragu dia bisa membantu si atasan.

"apa yang salah dari itu?tanyanya padaku"

Harusnya tidak ada yang salah"jawabku sekenanya.

Dia pun lalu memelukku dengan eratnya dan berkata, "aku harus keluar dari pekerjaan itu, aku tidak ingin mati berdiri di sana, tolong bantu aku teman,,,"

Aku pun hanya terdiam, dan mencoba memberi sedikit ketenangan bagiku dengan menepuk-nepuk bahuku pelan.

TEMANKU itu ADALAH AKU.
Read More >>
Hatiku mencintamu,,
Bahkan saat marah, saat berselisih paham dan saat-saat diam adalah caraku tuk coba mengertimu..
ku tahu, hati ku tak berubah
aku tetap cinta

Ku tau, itu bukan kamu saat kamu juga memilih untuk tak bicara denganku
itu hanya ego yang sedang merasuk
Namun aku tidak akan mengalah kali ini..
Logika dan hati ku berkata, aku harus meneruskan ini..
Demi kata maafmu untuknya, dan demi kebaikan ku juga..

Keputusannya tergantung padamu
Apapun hasilnya nanti, aku akan ikuti
Jika kau turut memenangkan ego mu, silahkan..
Meski ku tahu, aku akan tersingkirkan..

Saat pertalian darah tak lagi kau indahkan
Bagaimana aku?
Logika ku berkata, tak akan ada keberuntungan untuk ku

Kebersamaan kita tergantung padamu sayang
kan ku biarkan kau berteman sejenak dengan ego mu
Pilih lah syg, berteman dengannya selamanya, atau musuhi egomu selamanya..
Aku ada di pilihan kedua
I love u
Read More >>
Putus cinta memang bikin setiap orang yang mengalaminya termehek-mehek plus termewek-mewek. Hal yang wajar jika kita mengalami fase itu. Kehilangan sesuatu yang sangat kita cintai memang sangat menyakitkan. Tapi kehilangan itu bukan berarti hidupmu hancur berantakan. Putus dari pacarmu itu bukan tanda kiamat sudah dekat. Please dehh...jangan lebay. Jangan terlalu mendramatisir keadaan. Paling gemes liat tipe-tipe cewek yang merasa hidupnya sudah gak ada harapan pasca diputuskan pacarnya. Mengemis pun dilakukan untuk meminta sang pacar kembali ke sisinya, bahkan yang lebih ekstrim tuh mengancam mau bunuh diri.

Prett...Drama sekali hidup seperti itu.Saya suka gak habis pikir lihat teman-teman yang galau gak ketulungan karena patah hati,ckckckkckkk. Galau boleh tapi paling lama seminggu ajah. Lebih dari seminggu kalian kelewatan. Kamu tidak sedang menangisi orang yang meninggal bukan???? C'mon girl kamu tidak selemah itu. Ayo bikin dirimu terlihat berharga. Mengemis cinta itu menjatuhkan harga diri. Meski populasi lelaki tidak sebanding dengan wanita bukan berarti kamu tak akan kebagian pasangan setelah diputuskan. Ohh, percayalah Tuhan sang sutradara kehidupan telah menyediakan pasangan seimbang untukmu bahkan sebelum engkau ada di bumi.

Saya cuap-cuap begini, jangan pikir hanya sebatas omong kosong. Atau kalian mungkin berpikir, saya bisa berkoar seperti ini karena tidak pernah merasakan patah hati. weits....kalian salah girl. Saya pernah menjalin hubungan selama 6 tahun namun pada akhirnya kandas juga. Saya juga sudah meyakini bahwa dia lah pasangan ku selama-lamanya. Tapi apa??? 6 tahun karam juga. Sedih? pasti lah. Tapi alu tipe orang yang bisa menyelipkan sedikit kerealistisan di dalam hempitan kekecewaan yang teramat sangat. Seminggu waktu yang ku sediakan untuk menangisinya, dan jujur memberinya semacam sedikit ruang untuk berpikir, dimana dalam tempo itu saya menentukan, jika dia datang dan meminta maaf, maka keadaan akan kembali seperti sedia kala, jika tidak, maka usai sudah. Dan dia datang setelah seminggu terlewati. Aku pun menyatakan, maaf, aku sudah move on, sayonara mantan.

Kalian mau tahu apa yang ku lakukan selama seminggu itu, sehingga ku bisa sekuat itu????
Cekidottttt girlss...

1. Mantanmu bukan Tuhan
Jelas, mantanmu bukan Tuhan. Tapi yang ingin ku tekankan di sini adalah bagaimana kita bisa tak terbawa arus perasaan kita sendiri. Kita hanya kehilangan seorang manusia, kita tidak sedang kehilangan TUhan. Untuk apa menangisinya terlalu larut apalagi sampai mengancam untuk bunuh diri. Mereka yang seperti ini pasti tidak dekat dengan Tuhannya. terlalu mudah putus asa, padahal kalau kita percaya Tuhan akan membuat segalanya lebih baik, maka pasti itu yang terjadi. Harusnya rasa kehilangan yang terdalam itu kita rasakan kalau kita tidak lagi merasakan Hadirat Tuhan dalam hidup kita. Galau itu harusnya kita rasakan kala Tuhan seolah-olah tak lagi berkenan atas kehidupan kita (meskipun tidak demikian, karena TUhan tidak pernah meninggalkan umatNya, Tuhan setia, tapi manusialah yang tidak setia). Makanya jangan bersandar sepenuhnya kepada pacar, dalam artian kamu juga perlu mandiri, jangan sediki-sedikit mengandalkan pacarmu, apapun yang terjadi di hidupmu juga tanggung jawab pacarmu, sehingga saat dia tidak lagi di sisimu, hidupmu terasa pincang. Manusia sumbernya kekecewaan, manusia berubah, tapi sekali lagi Tuhan tidak demikian girls. Bersandarlah padaNYa. Itu kunci yang terutama.










2. Hidup bukan hanya Persoalan Cinta Pada Pacarmu
Cinta memang bisa melengkapi hidup. Hidup tanpa cinta solah berada dalam ruangan dengan cahaya remang. Dengan cinta kita memang bisa melakukan segala hal. Cinta itu luas, cinta bukan hanya ditujukan untuk pacar. Cinta juga milik keluarga, ayah, ibu, saudara-saudari, teman-teman terlebih lagi Tuhan. Mengapa ketika berantem dengan pacar rasanya sangat menyiksa hati, sedangkan ketika berantem dengan saudara bahkan ortumu kamu biasa saja? Girls, pacar tidak lebih berharga dari mereka semua. Jika tidak ingin merasa sakit, kalian harus memposisikan cinta itu rata, kepada keluarga dan pacar, bahkan harusnya lebih kepada keluarga. Tanamkan dalam benak bahwa cinta dalam hatimu bukan hanya untuk pacarmu. Cintai ibumu, ayahmu, kakak dan adikmu.

3.Lakukan hal Positif untuk menghalau rasa sepi
Galau bisa dihindari selagi kita mau. Kita bisa mengontrol apa yang kita pikirkan apa yang kita rasakan. Kita bisa mengontrolnya asal ada keinginan. Lakukan lah hal-hal yang bisa menyenangkan hatimu, yang bisa membangkitkan mood positifmu. Menyibukkan diri dengan hal-hal yang kita suka bisa membantu sekali untuk kita terlepas dari perasaan sakit itu. Namun jangan mencari pelampiasan dengan minum miras, clubbing, atau bahkan memcari lelaki pelarian. Please berpikir pintar di saat-saat terlemah sekali pun. Hindari berbuat bodoh. Rasional harus tetap jalan. Mungkin iya, semua itu bisa membantu tapi hanya sementara dan setelah itu kamu akan merasakan kekecewaan yang lebih dalam. So, girls, kita harus pintar. Catat itu.

4. Sharing dengan orang yang lebih dewasa
Bercerita akan membantu mengurang beban yang dirasakan. Hal ini sangat positif dilakukan. Namun saat kamu memutuskan untuk meminta tanggapan atau nasihat dari sahabat atau temanmu, jangan keraskan hatimu. Buka telinga lebar-lebar dan terima masukkan-masukkan dari mereka. Semuanya akan percuma jika kamu mengeraskan hati dan memutuskan untuk menikmati rasa sakit itu. Sharing pun jadi tidak berguna, dan orang-orang di sekitarmu juga akan emrasa jenuh melihat tingkahmu. Dan itu menguruangi poin positif dalam dirimu. Jangan ijinkan dirimu terlihat bodoh girl.

Masih banyak hal-hal positif lain yang bisa diterapkan untuk tidak galau pasca diputuskan atau putus dengan pacarmu. Intinya tetap ingat Tuhan. Selama kau berjalan bersama TUhan, maka segalanya bisa kau lalui.


REGARDS
REGENNY


Read More >>
Pacarmu melamarmu???? Eits, jangan buru-buru bilang iya kalau pacarmu ternyata tidak termasuk dalam 5 pertimbangan berikut.
Check it out (Cekidout)

1. Seiman (Sepadan)
Cewek-cewek, gak jamannya lagi kalau pacaran dengan cowok yang beda kenyakinan. Kalau tidak mau mewek pada akhirnya, mending percaya aku deh. Coba deh bayangin, sudah lama-lama menjalin hubungan, terus sudah sepakat mau melangkah ke jenjang pernikahan eh ternyata orangtua tak memberi restu. Mewek kan lu..
okeh deh kalau ortumu tidak komplain mengenai perbedaan itu, tapi ke depanya tetap aja girl, kalian bakalan pusing sendiri. Perlu kalian ketahui kehidupan pernikahan tak semanis kehidupan saat masa pacaran girl. Saat kalian menikah, di saat itu lah pasangan kalian akan melepaskan sepenuhnya jubah-jubah yang mungkin saja masih mereka sembunyikan pada saat kalian pacaran. Nah kalau ternyata banyak hal yang menyangkut keimanan ini menjadi umbul permasalahan di keluarga mu kelak, nah loh...pusing kan??? Apalagi untuk bertoleransi terhadap perbedaan prinsip itu susah girls. Kasian juga nanti keturunanmu yang harus diperhadapkan terhadap suatu pilihan, ikut keyakinan mama atau papa yah? Mengasuh anak dengan pondasi yang sejalan belum tentu menghasilkan anak yang baik dan budiman apalagi kalau pondasinya beda. Think bout it girl.

2. Tanggung Jawab
Selain perasaan cinta, kamu juga harus mempertimbangkan sisi seberapa besar rasa tanggung jawab pacarmu terhadapmu semasa pacaran. Dan ini kamu atau sahabat yang mengetahui hubungan kalian sendiri yang bisa menilainya. Ini penting cewek-cewek. Tidak harus pria kaya yang harus melamarmu. Pria dari keluarga sederhana juga tidak masalah asal pria itu punya rasa tanggung jawab. Sedikit pandangan yang bisa membantu untuk melihat sisi ini dari seorang pria ialah cara berpikirnya. Coba tanyakan suatu waktu padanya, kapan dia akan melamarmu? Nilailah daari cara dia merespon pertanyaanmu. Adakah terlihat kesungguhan itu terpancar dari wajahnya? Atau jika dia ternyata enggan menjawab dan coba mengalihkan ke persoalan lain, berpikir lah kembali saat dia mengajakmu untuk menikah.

3.Dekat Dengan Anak Kecil
Beranjak dari cerita yang pernah saya dengar di lingkungan tempat tinggal saya yang menyatakan ketika pria dewasa yang berencana menikah namun tidak bisa dekat dengan anak-anak kecil maka pria tersebut belum matang untuk menghadapi kehidupan pernikahan. Memang cerita tersebut tidak beralaskan hal logika namun jika direnungkan hal ini bisa menjadi masukkan untuk wanita yang berencana untuk menikah. Apakah anak-anak merasa nyaman jika berada dipangkuan kekasihmu?
Anak-anak kecil bisa merasakan mana orang baik dan mana yang tidak baik. Ketika anak kecil tidak betah berlama-lama dekat dengan kekasihmu, maka ini saatnya kamu mempertimbangkan untuk mengulur waktu pernikahanmu. Mengapa? Karena untuk menghadapi anak-anak dibutuhkan kesabaran ekstra, dan kalau kepada anak kecil saja calonmu belum bisa dekat, bagaimana dia akan membantumu mengurus bayi nantinya. Bagaimana pula caranya mendidik jika dekat saja dia tidak bisa. Masuk diakal kan?

Masih banyak hal-hal yang perlu dipertimbangkan saat kita ingin melangkah ke jenjang pernikahan. Jangan terburu-buru. Jangan pula menikah hanya karena desakan umur yang dimana wanita seusiamu sudah selayaknya menikah. Menikah adalah penyatuan sebuah visi misi dua insan, yang mana jika dilakukan berdua maka hasil yang dirasakan bisa jauh lebih berdampak dibandingkan jika dikerjakan sendiri. Nah jika visi misimu lebih berdampak saat dijalankan olehmu sendiri, mengapa mesti buru-buru berdua?


GBU
REGENNY
Read More >>
Ilmu atau pengetahuan bisa didapat dari mana saja dan kapan saja. Segala sesuatu bisa dijadikan sumber pembelajaran termasuk apa yang dilakukan oleh hewan. Hewan memang derjatnya di bawah manusia, tapi jangan salah cara hidup hewan juga bisa dijadikan pembelajaran okeh manusia. Hewan-Hewan apakah itu???

1. Anjing
Anjing memang hewan yang paling bersahabat dengan manusia. Anjing disukai karena sifatnya yang setia. Anjing juga mengenal siapa tuannya. Seperti kisah dari Negeri Matahari yang sangat terkenal Hachiko. Anjing yang sangat setia. Meski sang tuan sudah tiada tapi si anjing tetap menunjukkan kesetiaannya. Kesetiaan sendiri menjadi hal yang sangat sulit untuk diterapkan oleh manusia. Buktinya, banyak perselingkuhan terjadi, tingkat perceraian meningkat dikarenakan adanya pihak ketiga dikehidupan rumah tangga. Bahkan ketidaksetiaan kita dapati dalam hal agamawi. Dengan gampangnya seseorang mempertaruhkan keyakinannya hanya karena mengikuti keyakinan calon pendamping hidupnya. Tuhan saja yang hakiki bisa ditinggalkan apalagi pasangannya. Mari belajar setia setulus kesetiaannya yang bisa kita lihat dari sosok hewan peliharaan favorit manusia ini - anjing.

2. Semut
Semut adalah semua serangga anggota suku Formicidae, bangsa Hymenoptera. Semut memiliki lebih dari 12.000 jenis (spesies), sebagian besar hidup di kawasan tropika. Sebagian besar semut dikenal sebagai serangga sosial, dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur beranggotakan ribuan semut per koloni. Anggota koloni terbagi menjadi semut pekerja, semut pejantan, dan ratu semut. Dimungkinkan pula terdapat kelompok semut penjaga. Satu koloni dapat menguasai daerah yang luas untuk mendukung kehidupan mereka. Koloni semut kadangkala disebut "superorganisme" karena koloni-koloni mereka yang membentuk sebuah kesatuan.( http://id.wikipedia.org/wiki/Semut )

Apa yang bisa dipelajari dari semut???
TELADANNYA.

Yah, teladan serangga kecil ini. Baik dalam etos kerjanya maupun dalam ketaatan kepada pemimpin, ketekunannya dalam menghadapi rintangan, kepekaan terhadap sekitarnya serta kebersamaan hidup dalam koloninya.Ini adalah hal yang baik bukan saja bagi pengentasan kemiskinan, tetapi juga dalam relasi dan budaya gotong royong yang mulai lenyap ditelan sikap individualis yang pesat merambah.
Bahkan semut dijadikan cerminan bagi umat kristiani untuk menghentak kemalasan pada diri. Seperti yang tertulis dalam Amsal 6:6-11,"Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makananannya pada waktu panen. Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring"- maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang tak bersenjata."
( http://id.wikipedia.org/wiki/Semut )

3. Nyamuk dan Tikus
Sering saya bertanya-tanya mengapa Tuhan menciptakan Nyamuk dan Tikus? Sepertinya tidak ada keuntungan yang didatangkan oleh kehadiran nyamuk atau pun tikus. Manusia hanya mendapatkan kerugian bahkan wabah penyakit jika ada mereka di lingkungan tempat tinggal. Binatang pengerat ini kotor dan sangat menjijikan. Tapi mengapa mereka mesti diciptakan?

Semakin direnungkan saya pun menemukan jawaban atas pertanyaan saya sendiri. Memang secara nyata kehadiran mereka tidak secara langsung memberikan keuntungan bagi manusia. Tapi dengan adanya mereka manusia akan perdulu terhadap kebersihan. Dua hewan tersebut tinggak di tempat-tempat yang kotor dan lembab. Jadi untuk mencegah kehadiran mereka di rumah, maka manusia akan mawas diri untuk menjaga kebersihan sehingga rumah mereka tak menjadi tempat kunjungan rutin hewan tersebut.

Masih banyak lagi sebenarnya hal yang bisa kita pelajari dari hewan bahkan tumbuhan. Karena Tuhan menciptakan segala yang ada di bumi untuk kebaikan bukan untuk mencelakakan. Maka semua yang kita temui sebenarnya mempunyai maksud yang baik bila kita juga berpikir baik.

GBU
REGENNY



Read More >>