Selamat siang...
Wahh,, kangen juga nih gak buka blog hampir seminggu. Kesibukan yang ternyata belum membuahkan hasil kemarin itulah yang menjadi penghalang untuk ku berkunjung ke rumah maya ku ini.Postingan kali ini kelanjutan dari postingan yang menyinggung tentang interview x pertamaku.
Yah, jadi setelah interview HR, ternyata aku diminta datang interview SVP seminggu kemudian. Seneng sih, tapi dag dig dug-nya itu loh luar biasa kali.Apalagi lah interview SVP ini, pikirku. Selang waktu kerja, sambil curi-curi waktu, ku pun mencari tau seputar SVP, seperti apa interviewnya dan bagaimana menjawab kemungkinan pertanyaannyanya nanti. wow, ternyata banyak juga yang berbaik hati menshare pengalaman serta trik-triknya di google. Wah terimakasih sekali buat yang sudah menshare. Dapatlah aku sedikit gambaran mengenai interview user ini. Hanya punya waktu 2 hari 1 malam untuk membaca dan mencoba memahami dengan versi penalaran yang tak seberapa sebelum menghadapi ujian yang sebenarnya.
Sampailah hari-h. Aku pun minta ijin dengan dalil sakit, asam lambung kumat (padahal tak pernah ada masalah dengan jenis penyakit ini, semoga tak akan kualat lah aku) untuk datang ke interview yang akan dimulai jam 10 pagi. 30 menit sebelum jam interview aku sudah hadir di ruang tunggu pelamar di kantor itu. Belum ada peserta yang lain yang datang. Aku pertamax-nya, yah mudah-mudahan aku juga yang menjadi peserta yang pertama lolos sampai tahap akhir (hiihiiiiii,,,ngarep :D ). Sampai jam 10 ku dapati hanya 5 orang yang datang, dan aku ditetapkan akan dipanggil pada urutan yang ke-3 (padahal duluan datang lohhh).
sampailah giliranku, dengan perasaan berkecamuk aku pun masuk. Saat mengucapkan salam masuk, mata ku pun terbelalak ternyat ada 2 interviewernya. Jantung pun berdetak semakin cepat. Namun sebisa mungkin ku coba menetralisir kegugupan ku (paling tidak jangan sampai menjawab dengan mengeluarkan banyak monorism (eg: ehhmm,,,errr...anu...itu...)apalagi sampai garuk kepala). Pemwawancara pun memperkenalkan dirinya. Dan memintaku untuk memperkenalkan diri juga namun dengan bahasa inggris (karena dalam form lamaran kemarin aku sebutukan, fasih bebrbahasa inggris). Okeh, perkenalan singkat saja, aku pun bisa melewati permintaannya yang pertama ini. Selanjutnya pertanyaan yang diajukan juga sudah ditanyakan saat interview HR, jadi aku sudah bisa lebih tenang dan santai menjawabnya. Yang berbeda adalah frekuensi pertanyaan seputar personal saat kemungkinan akan mengalami masalah dalam kerjaan lah yang banyak ditanyakan. Bagaimana jika kamu berada dalam situasi bla...bla...bla..apa yang akan kamu lakukan? dan ada satu pertanyaan yang berkaitan dengan loyalitas. Si pewawancara mengkodisikan seolah olah saat aku sedang bertugas namun ada telpon dari rumah bahwa ayah sedang sakit, dan hanya aku yang bisa mengantarnya saat itu, apa yang akan aku lakukan. menghela nafas sejenak aku pun mengutarakan dengan jujur. Saya mengerti bahwa saya haruslah loyal terhadap perusahaan dan tetpa menjalankan tugas, karena itu tanggung jawab, namun posisi saya juga sebagai anak yang tak mau menyesal dikemudian hari jika keadaan orang tua ternyata tambah buruk dengan saya tetap memilih pekerjaan. Tindakan saya, saya akan meminta pengertian dari atasan untuk mengijinkan meninggalkan tugas sebentar, namun jika tidak diijinkan dengan menanggung resiko saya akan tetap mengantarkan orangtua saya, karena mereka adalah prioritas.Respon dari pewancara sendiri tidak terlihat apakah dia membenarkan tindakan saya atau sebaliknya. Pertanyaan selanjutnya seputar pekerjaan yang saya lamar di perusahaan itu. Dan sampailah saat pewawancara mengatakan "ok", untuk pemberitahuan anda masuk tahap selanjutanya atau tidak akan dikabari paling lama 3 hari, jika dalam tiga hari tidak ada kabar, dianggap gugur.
Aku pun langsung pulang menuju rumah, karena sudah ijin tidak masuk (asikkkkk,,hehhheee,,,jgn ditiru ya)
Eh ternyata jam 6 sore, aku dapat pemberitahuan untuk hadir di test berikutnya, test english dan psikotest. Alamak, besok jam 9 pagi? test psikotest itu apa aja? blank seketika. Tidak punya bahan dan pengalaman sama sekali mengenai test psikotest ini. Berlatih soalnya pun tidak pernah. Celaka 12. Alhasil langsung terpikir meminta si mas pacar untuk mengirimkan bentuk soal psikotest itu seperti apa-apa saja. Sejam kemudian ku dapat lah gambaran mengenai soal psikotest itu. Banyak x ragamnya cuy. Sementara aku cuma punya kesempatan beberapa jam saja. Film yang lagi ditonton pun di stop, mulai membaca. Contost psikotest yang ku punya hanyalah yang dikirim oleh mas pacar dalam format pdf yang hanya bisa diliat dari media laptoku saja. Baru setengah jalan mencoba untuk membahas soal deret angka, eh listrik padam. WOW, celaka 21. aihhhh...pasrah lahhh...besok seperti apa ya begitu lah, pikirku.
aku pun tidur dan yahhhh tentunya sudah bisa dibayangkan test yang akan ku jalani seperti apa. Dan sampai pada kepastiaannya bahwa aku memang gagal di test ini, hasil psikotest ku mungkin yang tidak mencapai standart perusahaan tersebut. Mengenai psikotest sendiri yang diajukan adalah gambar, lalu test koran, dan test gambar abstrak. Rumit tentulah bagi awam seperti aku ini. Namun mencoba tegar dan bertawakal sajalah. Aku percaya kerjaan bagus tidak hanya ada di perusaan itu. Aku akan tetap mencoba dan berusaha lagi. Yang paling penting belajar psikotes dulu. hehehheheee...
Buat teman-teman yang mau melamar, persiapan itu adalah mutlak dan doa itu adalah jembatannya. Jadi lakukan keduanya dengan seimbang yah. Jika kita sudah maksimal melakukan usaha maka meskipun belum berhasil efek yang dirasakan tidak akan seberat jika kita tidak melakukan usaha apapun untu keberhasilan itu. Sukses untuk kita semua. Chaiiyoooo!!!!!