Saya salut dengan teman-teman seiman yang memilih profesi menjadi Pelayan full time bagi YESUS. Sungguh pilihan yang tidak mudah dan penuh tantangan pastinya.
Lohhh bukannya mengikut TUhan itu menjanjikan kebahagiaan? Apalagi kalau total sampai mengabdi seperti pendeta dan pelayan terkait. Yup, benar sekali upah mengabdi kepadaNYA, ku percaya besar adanya. Tak ternilai jika dibanding dengan kemewahan yang ditawarkan dunia. Berada dekat orang-orang yang sungguh beriman kepadaNYA saja membuat hati damai. Apalagi jika menjadi bagian dari mereka.
Tapi untuk mencapai itu semua, harus mengorbankan banyak sekali hal. KArena ingat, ketika memutuskan menjadi pelayanNYA, hidup kita menjadi sorotan orang lain, hidup kita juga bisa menjadi standart bagi hidup orang lain.
Menjadi standart? Maksudnya?
Maksudnya begini, saat kita yang notabene adalah pelayan, namun pola hidup kita masih mencerminkan ketidakkudusan. Maka jangan heran saat banyak melontarkan pernyataan begini:
"Alahhhhh, pendeta juga masih merokok kok. Berarti gak salah donk"
"Alahhhhh, itu calon pendeta tapi pacarannya gonta ganti kok,MBA juga kok, berarti gak apa lah kalo kita juga gitu"
"Alahhhhh, itu mahasiswa teologi, pakaian seksi- seksi kok, berarti it's ok donk pake u can see my ketie"
Dan hal ini pula lah, menjadi penghambat atau menjadi acuan bagi sodara kita tetangga yang semakin menganggap kita ini sesat. Dan ajaran Yesus juga semakin salah di mata mereka.
Saya pernah mendengar langsung salah satu dari mereka berujar "gmana mereka bilang, Tuhannya jalan keselamatan,lah ke gereja aja pakaiannya minim begitu. mereka mau ibadah atau apa? kan bagus kita dianjurkan untuk tertutup,isshhh dasar kafir"
Semacam ditampar-tampar pakai kuali saudara mendengarnya. Dan apa yang dikatakannya emang benar. Banyak yang seperti itu ke gereja. Dan sejujurnya hal yang sama juga terlontar dalam benak. Mengapa mereka berpakaian begitu?
Dan terus terang, saat melihat mereka yang seiman apalagi yang terjun ke dalam pelayanan terlihat seperti kasus di atas, dalam hati ini meragukan keimanan mereka. Karena pasti ada yang salah. Jika persekutuan itu benar, maka mereka juga akan melihat hal itu adalah salah.
Menjadi garam dan terang tidak mudah. Saya juga selalu jatuh bangun setiap harinya. Hingga untuk mengambil bagian dalam ladangNYA, hati ini tak merasa layak. Dan saya sangat rindu, teman-teman yang sudah terlebih dulu memutuskannya, hendaknya peka akan hal-hal seperti ini. Banyak sekali nilai yang sudah bergeser sekarang ini, namun setidaknya kita jangan turut andil untuk semakin merancukan pergeseran itu. Jadilah model yang benar. Mengikut Yesus tak cukup menjadi baik, tapi juga harus benar.