KOngkrit atau tidaknya ulasan ku ini, aku pun meragukannya, karena apa yang tersampaikan ini hanyalah berdasarkan pendapat pribadi didukung dari pengalaman saat berhadapan dengan beberapa suku. kata si narasumber, orang padang itu tipenya sama bak orang melayu, kalau berbicara selalu bertele-tele, tidak mau langsung ke point apa yang ada dalam benak dan hatinya. Jadi dia menuntut kepekaan si lawan bicara untuk menangkap maksud dan tujuan implisitnya. Ini pula lah yang sering dikesalkan orang batak jika bertemu orang padang. Karena orang Batak adalah kebalikan mereka. Lebih suka bicara blak-blak kan dengan suara yang lantang pula. Habis kesabaran si orang Batak kalau berhadapan dengan orang padang.
Pendapat beliau ada benarnya, karena aku mengalami sendiri. Awal sih aku tidak tau si kakak ini orang padang. Terkait dengan pekerjaan di kantor menuntutku harus mendatangi si kakak ini. Tapi hampir aja ku tercekek rasa kesal saat berhadapan dengannya. Kedatangan ku tak disambut dengan senyum atau basa-basi keramahtamaan darinya sedikit pun. Tapi kutepis sikap tak mengenakkan itu, aku emmperkenalkan diri dan langsung mengutarakan tujuan kedatanganku. Tapi penjelasan yang berbelit kuterima. Dalam hati "mau bilang gak bisa aja,mesti keliling Medan dulu".
Akhirnya ku kembali ke kantor dengan tangan hampa. Alhasil kena semprot lah dari pimpinan. Dengan gontai keluar lagi untuk bertemu si kakak padang. Sesampainya di sana, ada seorang bapak juga dengan tujuan yang sama seperti ku datang bertemu dengan si kakak Padang, alangkah terkejutnya aku melihat kejadian dalam ruangan itu. Si kakak tidak bersikap sama seperti ku tadi datang menemuinya kepada si bapak, ramahnya bukan main. Namun tak lama aku pun mengetahui rahasia dibalik keramahan itu. Si bapak ternyata sudah menyelipkan lembaran uang biru rupiah kepada si kakak. oh...pikirku. Kertas bernilai itu ternyata sangat mempengaruhi ramah tidaknya seseorang yahh..
Sampai di kantor, curhat dengan teman, mereka juga membenarkan kebanyakan karakter orang Padang memang seperti itu. Tidak bisa berkata sama seperti apa yang ada di dalam hatinya. yahh..kebalikan dari orang Batak lahhh..
Berawal dari Padang, pembicaraan merambah ke etnis lain, yaitu tamil, a.k.a orang India. Kawan kerja ku, banyak punya teman orang tamil semasa sekolah, dan di kerjaan juga dia pernah berurusan dengan orang India. Dia pun menyimpulkan ada kesamaan karakter antara teman-temannya dulu dengan mereka yang ditemuinya saat bekerja. Kata temanku "kalau kita ketemu ular dan orang tamil dalam waktu yang bersamaan, bagus lah yang kita celakai si orang tamilnya daripada si ular, karena dia lebih berbisa daripada hewan beracun itu." Suatu ungkapan yang bermakna sangat dalam bukan? Ya, dia menuturkan kebanyakan karakter mereka begitu "menggigit".
Meskipun dianggap sudah menjadi karakter suatu suku (seperti tersebutkan di atas) begitu, tapi saya percaya, itu hanya lah karakter individu semata. Tidak semua dari suku tertentu seperti itu.
Contohnya saya sendiri, suku Batak tapi dialek mirip suku Jawa, perawakan mirip orang cina, tapi tetap keras kepalanya seperti orang Batak kebanyakan. heheheeee..
Yang penting, apapun suku dan warna kulitmu, kita semua di bawah satu bendera, kita semua bersaudara. Pergesekkan akan selalu ada karena karekter yang berbeda, jadi hadapin semuanya dengan senyuman :D