Melihat teman-teman seangkatan kuliah menikah memang memberikan motivasi bagiku untuk memandang satu tahapan kehidupan lagi. Namun niat itu pun langsung buyar, tertepis sesaat aku teringat akan kehidupan rumah tangga yang dialami saudara ku dan kebanyakan perempuan lain dengan latar belakang yang hampir sama (MBA). Jalan mereka bersatu memang penuh dengan ciiran dan omongan-omongan miring. Belum lagi kesan penolakan yang pastinya akan ada saja diperlihatkan orang-orang disekitarnya.
Tentunya bukan cerita seperti itu yang aku ingini sebagai alur pernikahanku kelak. Yang ingin aku soroti adalah tidak akan ada cerita penyesalan telah menikah dengan si dia atau pun akhirnya berujung dengan perceraian. Ketakutan-ketakutan yang didorong oleh pengalaman berumah tangga orang lain yang tidak mengenakan seperti itu membuatku enggan untuk berpikir ke arah itu. Padahal umur sudah 1/4 abad, sudah wajar memang berpikir ke arah sana.
Hanya saja...
Mudah-mudahan Tuhan tidak mengijinkanku tercobai dengan cerita kehidupan rumah tangga yang kelam apalagi sampai menyesal telah menikah dengan seseorang. Hal ini akan sangat membuat ku terpuruk nantinya (seperti bayanganku saat ini). Karena persoalan pasangan hidup adalah hal terpenting ke-2 bagiku. Jika aku gagal di sini maka habislah aku. Entah aku akan mempunyai kekuatan untuk menjalani hari-hari atau tidak jika aku dihadapkan dengan persoalan yang satu ini seperti aku bisa melalui apapun masalah yang sudah-sudah.
Dulu aku pernah yakin sekali dengan hubungan yang ku jalani dengan seorang pria, namun pada akhirnya kita terpisah juga. Berdoa, ya...selalu..(seperti yang sudah ku ungkapkan, aku tak ingin gagal dalam hal pernikahan). Setiap hari ku mendoakan pacarku yang dulu, akan kah dia pasangan yang tepat yang disediakanNYa untuk ku. Namun jawaban yang kuterima, adalah tidak, tapi itu pun setelah 6 tahun terlewati. Entah lah, aku pun tak tahu mengapa setelah sekian lama berdoa, jawabannya terkkuak setelah berjalan 6 tahun, tapi pasti kesalahan ada padaku, karena ku percaya satu-satunya sosok yang tak pernah melakukan kesalahan adalah Tuhan.
Berpisahlah akhirnya..
Bahkan sekarang hubungannya menjadi sangat tidak bersahabat. Dan ku sadari itu dikarenakan sikap ku terhadapnya. Tapi aku hanya tidak ingin dirongrong rasa itu lagi dengan semua janji-janji yang tidak akan melakukan hal yang sama lagi (katanya) diwaktu yang sudah tidak tepat. Apalagi aku sudah ada kekasih. SUngguh sangat mengganggu ketika ungkapan-ungkapan yang tak berarti lagi itu terucap darinya. Jadi, mohon maaf, menghindar adalah cara abik yang terpikirkan olehku.
Bersatu dengan pacarku yang sekarang memang bukan hal yang bisa dikatakan mudah. Kami melewati hal-ha yang komplet, yang terkadang juga tidak terpikirkan bisa sampai seperti ini. tapi hati ini menemukan sendiri tempatnya. Dan itu di hatinya. Berdoa dan berdoa adalah ritual yang selalu ku lakukan saat ku mengingatnya. Sungguh ku berharap dialah pria yang tercipta untuk ku.
Dan aku akan berdoa lebih sunguh dari yang sudah-sudah. Hanya demi sebuah pengharapan, ku ingin bahagia dengan pernikahanku kelak, ku ingin meraih hal baik lebih banyak lagi dengan ditemani seorang pendamping. Dan ku tahu, ku akan meraih itu hanya jika aku bersanding dengan pilihanMu Tuhan.
Apakah Richer Trivels Regen Foenale orangnya???
Aku amin kan Tuhan..