Entah hanya aku yang kerap kali jengkel ketika mereka datang bertandang ke kantor (minta sumbangan), atau ada orang lain juga di luar sana.
IPK
organisasi ini sudah kali ke-dua datang di kantor dan meminta sumbangan. Awal kedatangan mereka, saya masih ingat sekali, dengan dalih meminta partisipasi untuk acara peringatan ulang tahun mereka. Datang 2 orang laki-laki, berperawakan sangar, yang satu tubuh besar dan satu lagi sedang saja, mereka datang dengan sepeda motor dan pakaian biasa. Saat itu saya selaku pegawai yang paling dekat dengan pintu masuk, meladeni kedatangan mereka, namun tidak langsung memberikan apa yang mereka minta. "akan saya sampaikan ke atasan proposal ini". Kemudian dua hari kemudian mereka datang lagi, dan saya hanya memberikan 20rb dalam amplop proposal mereka, dan mereka berlalu pegi. Namun memang ada secuil perkataan mereka yang rasanya kurang pantas untuk diucapkan sebagai oraganisasi yang mengatasnamakan pemuda "ya kan gak mungkin di situ kita mau berak, di situ cari wc pak". Itulah perkataannya, saat seorang teman kerja membela saya saat saya minta waktu untuk menyerahkan proposal itu kepada atasan dulu. Saat itu, mereka bilang untuk segera diajukan ke atasan karena tanggal acara tanggal 28 (2minggu lebih lagi setelah tanggal mereka datang). Lalu teman saya menimpali "ya ela, masih dua mingguan lagi pak". Lantas terucaplah kalimat sampah itu tadi.
Minggu ini, mereka, dengan orang yang sama, organisasi yang sama datang lagi membawa proposal yang sekilas saya baca perihal kegiatan lomba futsal yang hendak mereka selenggarakan. Sama dengan yang pernah saya lakukan, saya pun menangguhkan memberikan sumbangan itu, dengan kata yang sama "nanti saya ajukan ke atasan saya". Dua hari berselang, salah satu mereka (yang bertubuh sedang) datang lagi,dengan menggunakan seragam mereka. Saat itu saya sendiri, sementara yang lain sedang beraktivitas di luar kantor.
"Proposal belum diterima atasan saya, karena beliau belum ke kantor sampai detik ini, begitu pun ini ada dari saya pribadi sebagai partisipasi dari kantor ini". Saya menyerahkan uang 10ribu rupiah.
"kok cuma segitu kak? masak kantor nyumbangnya cuma 10ribu?katanya"
"Loh, bang, kan saya sudah bilang, ini dari saya pribadi, kalau mau tunggu dari kantor, sabarlah sedikit tunggu bos saya datang ke kantor".
"cobalah hubungi bos kakak?? Masak setiap kali kita datang ke sini, bos kakak selalu gak ada??"
"ya memang ketepatannya begitu kan bang, abang bisa lihat sendiri gak ada mobil bos kami terpakir di depan kan?"
"ya udah lah, nanti saya datang dengan teman saya"katanya sambil berlalu pergi tanpa membawa uang 10ribu tadi
Waduuhhhh,,,kesal betul diperlakukan begitu. Katanya sekedar partisipasi, kok dikasih 10ribu nolak?
Saya pikir, si abag IPK tadi benar akan datang lagi dengan membawa temannya. Namun sampai jam tutup kantor, orangnya tidak nongol juga.
Senin tiba, yaitu hari ini. Saya kedatangan tamu pagi ini dan pemuda yang kemarin itu datang, langsung masuk tanpa mengucap salam dan berdiri di depan pintu bak penagih utang. Saya menyadari kehadirannya, tapi saya acuhkan karena saya sedang ada tamu. Saya pikir akan ada etika darinya untuk menunggu di luar terlebih dahulu atau menyela pembicaraan saya secara baik atau apa gitu, tapi ternyat dengan santainya dan paras sangarnya dia tetap berdiri di depan pintu. Gerah dengan tingkahnya, saya pun menanyakan perihal kedatangannya.
"ada apa bang?"
Tatapannya tajam saat saya berkata demikian seperti hendak marah. ya saya tahu dan menyadari dia akan bereaksi demikian dengan pertanyaan saya itu.
"Mau ngambil proposal kami",katanya.
Aku pun beranjak dan mengambil yang dimintakannya.
"begini aja kak?, katanya sambil melihat isi amplop yang memang hanyalah kertas 2 lbr yang katanya proposal itu.
"iya bang. emang mau seperti apa?"tanya ku
"Jadi perusahaan ini menolak partisipasi atas acara kami?, lanjutnya dengan nada lantang"
"Bukan menolak bang, tapi sampai sekarang bos memang belum datang, dan saya sudah mencoba berpartisipasi namun anda tolak, lalu saya harus berbuat apa lagi"jawabku gak kalah lantang
"ya masak cuma 10ribu kak", jawabnya.
"kan abang ssendiri yang bilang sekedar partisipasi, dan saya sudah kasih namun ditolak, emangnya partisipasi itu dipatok ya? jadi seharusnya saya mesti kasih abg berapa?, kataku dengan emosi.
"Jadi jalan tengahnya gimana ni kak?" tanyanya.
"Ya kala emang abang mau nunggu yang dari perusahaan ya sabarlah sampai atasan datang, kalau dari saya kan sudah coba partisipasi, tapi kalau anda mengharapkan lebih banyak lagi saya tidak sanggup."
Pria itu tetap berdiri tanpa berkata sambil menatapku semakin tajam. Tanpa ragu aku pun membalas tatapan itu.
"jadi intinya, kakak tidak mau berpartisipasi ya.
Ok lah cukup tahu saja kami", katanya sambil pergi.
well aku anggap itu sebuah ancaman. Dan entah apa yang akan dilakukannya di luar padaku nanti, terserah saja. Saya gerah dengan tingkah ormas-ormas yang cenderung berbuat seenak udelnya saja.
Apa mereka yang tergabung dalam IPK itu memang dididik untuk bertindak seperti preman yang meresahkan ya???