Mungkin ini dampak negatif berkembangnya jaman, atau ini cikal bakal musnahnya jaman itu sendiri. Mengerikan!!!! Kala pernikahan tak lagi suci dan sakral. Dengan mudahnya banyak pasangan memutuskan suatu tali yang sudah diikatkan oleh Tuhan sendiri. Nikah-Cerai bukan lagi berita yang terdengar mengkhawatirkan. Ya seperti halnya saat kita mendengar remaja-remaja yang putus dengan pacarnya.
Janji suci tinggallah isapan jempol semata, layaknya sebuah rayuan seorang pria kepada kekasihnya saat malam minggu. Lalu saat cecok dan beragam perselisihan terjadi, dengan gampangnya mengucapkan kata "cerai". Menjanda, menduda sebentar, lalu ketemu pacar baru, belum mengenal betul sudah memutuskan menikah, dan selang beberapa bulan saja sudah cerai lagi.
Hal tersebut saya saksikan terutama dari kehidupan artis-artis sekarang ini. Dunia mereka seakan membenarkan hal itu. Tak lagi tabu, tak lagi merupakan suatu kesedihan atau kedukaan menyandang status janda atau duda. Mungkin mereka ini memiliki pedoman hidup "Mati Satu, Tumbuh Seribu". heheheee... It's a piece of cake. Sudah seperti kacang goreng kali ya..
"Yahh daripada hanya merasakan sakit menjalani pernikahan, untuk apa dipertahankan? Cerai lah, apalagi!!!" Sepertinya itulah kalimat-kalimat yang sering dilontarkan untuk membenarkan aksi nikah-cerai ini. Tapi apa itu benar? Tidak kah teringat lagi masa manis saat memutuskan untuk mengikat hubungan ke dalam satu janji Pernikahan?
Janji suci tinggallah isapan jempol semata, layaknya sebuah rayuan seorang pria kepada kekasihnya saat malam minggu. Lalu saat cecok dan beragam perselisihan terjadi, dengan gampangnya mengucapkan kata "cerai". Menjanda, menduda sebentar, lalu ketemu pacar baru, belum mengenal betul sudah memutuskan menikah, dan selang beberapa bulan saja sudah cerai lagi.
Hal tersebut saya saksikan terutama dari kehidupan artis-artis sekarang ini. Dunia mereka seakan membenarkan hal itu. Tak lagi tabu, tak lagi merupakan suatu kesedihan atau kedukaan menyandang status janda atau duda. Mungkin mereka ini memiliki pedoman hidup "Mati Satu, Tumbuh Seribu". heheheee... It's a piece of cake. Sudah seperti kacang goreng kali ya..
"Yahh daripada hanya merasakan sakit menjalani pernikahan, untuk apa dipertahankan? Cerai lah, apalagi!!!" Sepertinya itulah kalimat-kalimat yang sering dilontarkan untuk membenarkan aksi nikah-cerai ini. Tapi apa itu benar? Tidak kah teringat lagi masa manis saat memutuskan untuk mengikat hubungan ke dalam satu janji Pernikahan?
Serumit itu kah yang namanya bahtera rumah tangga?? Saya yang masih melajang ini (belum menikah), nyaris menganggap biduk pernikahan adalah momok yang sangat menyeramkan. Ketakutan ini takutnya akan membuatku lama untuk dipersunting pria (jauh-jauh lah itu).Jika sudah begini, pertanyaannya bukan lagi kepada siapa aku harus menikah? tapi, akankah aku menikah??
Tak terbayang lagi seperti apa kehidupan 5 tahun mendatang kala aku sudah menyandang status seorang istri. Pastinya masalah akan semakin kompleks, kehidupan semakin keras. Akan lebih banyak lagi jerat yang membawa ku nantinya ke perangkap nikah-cerai.
Lalu apa yang harus ku lakukan? Mungkin sudah saatnya doa-doa ku terkhusus untuk pendamping hidup.Sepertinya aku juga sudah harus membaca Segala teori, pemahaman esensi pernikahan akan ku pelajari saat ini. Tak ingin aku menjadi mereka yang mengalami tahapan nikah-cerai itu. Mempunyai mantan pacar 1 saja sudah merugikan bagiku, apalagi kalau harus menyandang status janda nanti. Semoga Tuhan menjauhkan ku dari garis cerita yang seperti itu.
Who my godly man realy is? God, You know better than me. Get me closer to him, God, I really dont expect finding my self later in a regretness.Pelase dont let me know that I married with the wrong man. Dont let me failed for this matter God. I'm asking you for sure. Aminnn..