Selamat siang...
Wahh,, kangen juga nih gak buka blog hampir seminggu. Kesibukan yang ternyata belum membuahkan hasil kemarin itulah yang menjadi penghalang untuk ku berkunjung ke rumah maya ku ini.Postingan kali ini kelanjutan dari postingan yang menyinggung tentang interview x pertamaku.

Yah, jadi setelah interview HR, ternyata aku diminta datang interview SVP seminggu kemudian. Seneng sih, tapi dag dig dug-nya itu loh luar biasa kali.Apalagi lah interview SVP ini, pikirku. Selang waktu kerja, sambil curi-curi waktu, ku pun mencari tau seputar SVP, seperti apa interviewnya dan bagaimana menjawab kemungkinan pertanyaannyanya nanti. wow, ternyata banyak juga yang berbaik hati menshare pengalaman serta trik-triknya di google. Wah terimakasih sekali buat yang sudah menshare. Dapatlah aku sedikit gambaran mengenai interview user ini. Hanya punya waktu 2 hari 1 malam untuk membaca dan mencoba memahami dengan versi penalaran yang tak seberapa sebelum menghadapi ujian yang sebenarnya.

Sampailah hari-h. Aku pun minta ijin dengan dalil sakit, asam lambung kumat (padahal tak pernah ada masalah dengan jenis penyakit ini, semoga tak akan kualat lah aku) untuk datang ke interview yang akan dimulai jam 10 pagi. 30 menit sebelum jam interview aku sudah hadir di ruang tunggu pelamar di kantor itu. Belum ada peserta yang lain yang datang. Aku pertamax-nya, yah mudah-mudahan aku juga yang menjadi peserta yang pertama lolos sampai tahap akhir (hiihiiiiii,,,ngarep :D ). Sampai jam 10 ku dapati hanya 5 orang yang datang, dan aku ditetapkan akan dipanggil pada urutan yang ke-3 (padahal duluan datang lohhh).

sampailah giliranku, dengan perasaan berkecamuk aku pun masuk. Saat mengucapkan salam masuk, mata ku pun terbelalak ternyat ada 2 interviewernya. Jantung pun berdetak semakin cepat. Namun sebisa mungkin ku coba menetralisir kegugupan ku (paling tidak jangan sampai menjawab dengan mengeluarkan banyak monorism (eg: ehhmm,,,errr...anu...itu...)apalagi sampai garuk kepala). Pemwawancara pun memperkenalkan dirinya. Dan memintaku untuk memperkenalkan diri juga namun dengan bahasa inggris (karena dalam form lamaran kemarin aku sebutukan, fasih bebrbahasa inggris). Okeh, perkenalan singkat saja, aku pun bisa melewati permintaannya yang pertama ini. Selanjutnya pertanyaan yang diajukan juga sudah ditanyakan saat interview HR, jadi aku sudah bisa lebih tenang dan santai menjawabnya. Yang berbeda adalah frekuensi pertanyaan seputar personal saat kemungkinan akan mengalami masalah dalam kerjaan lah yang banyak ditanyakan. Bagaimana jika kamu berada dalam situasi bla...bla...bla..apa yang akan kamu lakukan? dan ada satu pertanyaan yang berkaitan dengan loyalitas. Si pewawancara mengkodisikan seolah olah saat aku sedang bertugas namun ada telpon dari rumah bahwa ayah sedang sakit, dan hanya aku yang bisa mengantarnya saat itu, apa yang akan aku lakukan. menghela nafas sejenak aku pun mengutarakan dengan jujur. Saya mengerti bahwa saya haruslah loyal terhadap perusahaan dan tetpa menjalankan tugas, karena itu tanggung jawab, namun posisi saya juga sebagai anak yang tak mau menyesal dikemudian hari jika keadaan orang tua ternyata tambah buruk dengan saya tetap memilih pekerjaan. Tindakan saya, saya akan meminta pengertian dari atasan untuk mengijinkan meninggalkan tugas sebentar, namun jika tidak diijinkan dengan menanggung resiko saya akan tetap mengantarkan orangtua saya, karena mereka adalah prioritas.Respon dari pewancara sendiri tidak terlihat apakah dia membenarkan tindakan saya atau sebaliknya. Pertanyaan selanjutnya seputar pekerjaan yang saya lamar di perusahaan itu. Dan sampailah saat pewawancara mengatakan "ok", untuk pemberitahuan anda masuk tahap selanjutanya atau tidak akan dikabari paling lama 3 hari, jika dalam tiga hari tidak ada kabar, dianggap gugur.

Aku pun langsung pulang menuju rumah, karena sudah ijin tidak masuk (asikkkkk,,hehhheee,,,jgn ditiru ya)
Eh ternyata jam 6 sore, aku dapat pemberitahuan untuk hadir di test berikutnya, test english dan psikotest. Alamak, besok jam 9 pagi? test psikotest itu apa aja? blank seketika. Tidak punya bahan dan pengalaman sama sekali mengenai test psikotest ini. Berlatih soalnya pun tidak pernah. Celaka 12. Alhasil langsung terpikir meminta si mas pacar untuk mengirimkan bentuk soal psikotest itu seperti apa-apa saja. Sejam kemudian ku dapat lah gambaran mengenai soal psikotest itu. Banyak x ragamnya cuy. Sementara aku cuma punya kesempatan beberapa jam saja. Film yang lagi ditonton pun di stop, mulai membaca. Contost psikotest yang ku punya hanyalah yang dikirim oleh mas pacar dalam format pdf yang hanya bisa diliat dari media laptoku saja. Baru setengah jalan mencoba untuk membahas soal deret angka, eh listrik padam. WOW, celaka 21. aihhhh...pasrah lahhh...besok seperti apa ya begitu lah, pikirku.

aku pun tidur dan yahhhh tentunya sudah bisa dibayangkan test yang akan ku jalani seperti apa. Dan sampai pada kepastiaannya bahwa aku memang gagal di test ini, hasil psikotest ku mungkin yang tidak mencapai standart perusahaan tersebut. Mengenai psikotest sendiri yang diajukan adalah gambar, lalu test koran, dan test gambar abstrak. Rumit tentulah bagi awam seperti aku ini. Namun mencoba tegar dan bertawakal sajalah. Aku percaya kerjaan bagus tidak hanya ada di perusaan itu. Aku akan tetap mencoba dan berusaha lagi. Yang paling penting belajar psikotes dulu. hehehheheee...

Buat teman-teman yang mau melamar, persiapan itu adalah mutlak dan doa itu adalah jembatannya. Jadi lakukan keduanya dengan seimbang yah. Jika kita sudah maksimal melakukan usaha maka meskipun belum berhasil efek yang dirasakan tidak akan seberat jika kita tidak melakukan usaha apapun untu keberhasilan itu. Sukses untuk kita semua. Chaiiyoooo!!!!!

Read More >>
Senin, 21 Maret 2011 pukul 08.55 q mlangkahkan kaki keluar dr rumah, dgn 1 tujuan merampungkan berkas2 pra wisuda (yeee, bntar lg ada embel2 S.S dblakang namaku) hehee..
Di prjalananku q lihat di suatu prsimpangan jalan, bpk2 polisi sdang sbuk mengatur ketertiban lalu lintas.
Wah,rajin2nya bpk2 polisi ini pikirku.
Pagi2 begni beliau2 ni trlihat smgat skali mjalankan tugasnya, trlihat jelas dr byknya kendaraan2 yg diberhentikan beliau2 utk dpriksa klengkapannya.
Eits tp tunggu dlu, pmandangan yg q lihat stlahnya memudarkan bgtu saja kbanggaanku trhadap beliau.
Trlhatku,di balik sudut posko mreka,seorang pngendara yg trjaring pnertiban mengeluarkan lmbaran rupiah lalu dsalamkan ke beliau. Lalu Beliau menepuk nepuk pundak pngendara tu,dan mpersilahkannya brlalu pergi.
Lohhh??? Apa ini???
Akhh, q pikir beliau2 ni murni menjalankan tugasnya. Tp trnyata? Ckckckck
mungkin kcurangan ini uda mjdi rahasia umum. Aq pun bkan x prtma menyaksikan pmandangan sperti tu. Cm saja, aq jd pnasaran, apa hal tsb bnar2 dilegalkan? Apakah atasan mreka tu2p mata mlihat kcurangan itu atw jgn2 malah ikt andi jg sprti bwahannya. Lantas,ada gak yah aparat yg benar2 loyal trhdp kwajibannya?
Akh, brbgai jwban pun brspekulasi dibenakku.
Jd tringat ku dgn pnglamanku trkait keedanan ini.
Wktu itu,aq sdang dsbuah angkot dlm prjlanan pulang ke rumah.
Di halte dkat sbuah prbelanjaan trnama di kotaku, naiklah 2 gadis cantik dgn blanjaannya yg byk.
Wah,pasti asyik jd mreka,pikirku. Uda cantik,fashionable,pnya duit byk.
Sesaat q mrasa iri dgn mrka.tp tdk lg stlah q mndngar prbincangan mreka.
Salah s'org gadis brcerita ttg kuasa ayahnya sbgai aparatur negara yg brkali kali meloloskannya dr pnertiban lalu lintas. Hanya berm0dalkan nama ayahku saja. Katanya bangga.
Pernah wktu pulang dr kampus q gak pakai helm.uda gtu bonceng kwan lg.jd kmi 2 gakda yg pakai helm,katanya. Si kwan prtma ragu2 mau ikut ma ku,takut kena tilang dia.
Udah tnang aza,gak bkalan kok,ktanya meyakinkan tmannya. Apa yg dkwatirkan tmannya tu kjadian, mrka ditilang.
Tp si gadis dgn braninya mel0ntarkan prkataan yg buatku enek dngarnya.
"Udahla pak,lepaskan aza kmi,toh nti bpk sndiri yg ngantar motor ni ke rumah lg"
's0mb0ng x kau,siapa rupanya kau' kata si polisi.
Si gadis pun dlm crtanya dgn lntang mjwb prtnyaan si polisi. "aku anak pak darman pak (nama dsamarkan,krna q tak ingat siapa nama ayah yg dsbut gadis itu.he.hee).
'Oh iyah nya? Ada rupanya anak pak darman yg gadis ya,kta si polisi'
ya uda,lewatlah kalian,tp lain x pke helm ya.salam bt bpk,tambah si polisi'.

Hueekk, eneg ku dngar crita gadis tu. Ampun lah..
Mental apa si yg dipupuk mahasiswi tu. Lah ya kok bngga mencrtakan kcurangan bpknya.
Edan,edan...

Q jd brpikir, apa aq yg trlalu sok idialis mrespon keedanan ni smua,atw gmn sih harusnya???
Read More >>
pria paruh baya ini ku sebut dengan jai langkung. bagaimana tidak, kedatangannya tidak pernah diundang apalagi diantar. dia datang nyelonong masuk keluar kantor sesuka hatinya. tanpa berpamitan.

Tepatnya sebulan sebelum pemilihan CAGUB&CAWAGUB SUMUT si jai langkung datang ke kantor. awalnya saya menduga kedatangannya hanya untuk menyapa sahabat lamanya yang masuk bekerja di sini atau sekedar menyapa pimpinan yang juga sudah dikenalnya lama.Namun hampir setiap hari jailangkung berkunjung ke kantor. bahkan si jailangkung konon juga berkunjung langsung ke rumah pimpinan. entah di siang hari, atau sore hari,,yaa sesukanya saja.kehadiranya sungguh tidak diinginkan kebanyakan orang di sini. sikap yang kami tunjukkan juga sekedar saja. tapi entah mengapa dia datang bahkan semakin sering datang.
Barulah belakangan hari ini saya tahu tujuan utama kunjungan si jailangkung ini.terdengar pembicaraannya dengan bos yang menyatakan bahwa dia bersedia menggalang suara di daerah asalnya untuk memilih calon yang notabene adalah ipar pimpinan. mulai lah dia menawarkan strategi-strategi untuk mendapatkan simpatik si bos.Apakah si jailangkung tulus sekedar ingin membantu???? aku rasa tidak..Namun sayang, sepertinya pimpinan juga kurang begitu tertarik dengan tawaran si jailangkung. namun enggan juga untuk menolak niat baik kenalan lamanya itu.kemarin pagi jailangkung datang dengan membawa 2 kerdus berisi DVD lagu bahasa daerah. katanya sih untuk dibagi-bagikan gratis saat dia kampanye di kampungnya. awalnya si bos terkesan tidak begituu respon, karena mungkin si bos ini juga mengerti maksud terselip si jailangkung. saat itu yang saya dengar, si jailangkung minta difasilitasi mobil untuk kampanye ke kampungnya. saat itu si bos sudah mengutarakan bahwa semua mobil yang dimilikinya juga sudah digunakan untuk kampanye ke daerah lain, tidak ada mobil yang menganggur. lagian khusus di daerah bapak, sudah ada tim sukses yang menangani, tutur si bos.
Si jailangkung tetap bersikeras dengan niatnya. meskipun saya pikir itu sudah merupakan sebuah penolakan halus si bos. namun entah apa yang ada dipikiran si jailangkung. tidak kah terbersit sedikit pun di benaknya bahwa tidak ada yang wellcome dengan kedatangannya???aku tak habis pikir.Tapi sepertinya usaha si jailangkung pun terkabulkan yang saya yakin tidak dengan keikhlasan si bos. bos meminta staf untuk membooking mobil untuk alat transport beliau kampanye ke daerahnya. dan tanpa dibekali biaya akomodasi.
Kok mau???? pikir ku dalam hati.kalau saya jelas keberatan. dibiayai saja saya masih pikir ulang, apalagi gratisan begitu. nehi la yauuu...sore harinya, mobil sewaan datang, dan si jailangkung beserta berkas-berkasnya di kardus pun pamitan untuk kampanye ke daerahnya di gunung sana.*sighlega sekali, ya paling tidak saya tidak melihatnya untuk beberapa hari ke depan, pikirku.Namun yang namanya jailangkung sungguh tak dapat terprediksi kedatangannya meski menggunakan alat pendeteksi apapun.
Semua yang ada di sini bersamaku menduga dia akan muncul lagi jumat nanti. namun betapa shocknya kami....,,,siang tadi sosok itu muncul di hadapan kami semua.Haaaaaaa??????????????mata terbelalak menyambut kedatangannya.Staff pun langsung bertanya, sudah kampanyenya pak???Sudah, katanya, tapi mereka kebanyakan minta uang atau kompensasi lainnya. pusing saya...Astaga....,,,,kenapa bapak ini baru sadar???? polos kah atau apa sebenarnya yang dipikirkannya? sudah jelaslah butuh dana untuk kampanye.

Read More >>
Masih terkait pengalaman saat interview  kali pertama ku. Dalam form yang diberikan perusahaan itu untuk ku isi ada serangkaian pertanyaan-pertanyaan yang terlihat mudah namun sangat susah untuk diungkapkan.

Praktis butuh waktu beberapa menit untuk ku sampai akhirnya tertulis lah beberapa rangkaian kata untuk pertanyaan berikut ini :

1. Apa cita-cita anda?
2. Apa Sifat Pekerjaan yang Anda sukai?
3. Apa hobby anda?

Dulu, sewaktu saya kecil sampai beranjak remaja dengan lantang saya bisa menjawab pertanyaan no. 1 di atas. Dulu, saya ingat dua jawaban mutakhir saya adalah menjadi polisi dan pramugrari. Namun beranjak SMA dua jawaban itu bahkan tidak lagi terlintas di benakku. Bahkan aku mulai mendapati kesulitan untuk menggambarkan akan jadi apa aku kelak. Semakin dewasa aku semakin dikaburkan oleh pertanyaan ini. Sampai pada saat pertanyaan itu ditanyakan tertulis jumat lalu, aku berpikir untuk mendapatkan jawaban yang tidak klise dan terdengar baik dimata pembaca. Namun setelah saya sadari, jawaban ku tak lebih hanya sebuah jawaban yang abstrak. Mengapa semakin dewasa pertanyaan ini serasa semakin tak mudah untuk dijawab? Bodoh kah aku? akhh entah lah. Pada saat itu pertimbanganku hanyalah bagaimana agar apa yang ku tuliskan tak tersirat konyol bagi si pembaca. Bagaiman dengan anda? Apa jawaban anda untuk jawaban pertanyaan no. 1 tersebut?

Untuk pertanyaan yang kedua juga aku menemui kesulitan. Mau di skip, takut tercap tidak tahu akan maksud pertanyaan. Mau menuliskan siap bekerja underpressure juga takut kejadian. Saat itu aku sempat melirik jawaban yang dituliskan pelamar lain dengan kata "santai tapi serius". Akkhhh, aku akan berpikir jutaan kali untuk menjawab dengan senada jawabannya itu. Jika anda menjadi saya, jawaban seperti apa yang akan anda sampaikan?


Untuk no.3 saya tahu betul apa yang menjadi hobby saya. Tapi apakah jawaban saya itu akan terlihat credible bagi mereka. Saya hobby nonton, baca tulisan ringan, dan menjelajah di dunia maya. Dan apakah itu akan membantu saya terlihat plus dari pelamar yang lain? Sama sekali hobby saya itu tidak ada keterkaitannya dengan pekerjaan itu. Namun, apa yang terjadi terjadi lah, bersikap jujur adalah pilihan saya, karena saya juga tidak tahu untuk memperindah jawaban untuk pertanyaan ke 3 ini. Yang saya pertimbangkan adalah, dalam sisi psikologis pastilah ada keterkaitannya pertanyaan semacam itu ditanyakan untuk pertimbangan mereka menyeleksi calon karyawannya.

Terlalu banyak pertimbangan adalah sifat saya yang terkadang menguntungkan namun tak jarang juga menjadi boomerang bagi saya.

Sekarang saya membenarkan tagline salah satu provider yang menyatakan "menjadi dewasa itu menyenangkan, tapi susah dijalani". Memang seperti itu lah keadaanya. Hal yang waktu kecil hanya lah a piece of cake, saat dewasa menjadi a bowl of soup (nyambungnya kemana itu yahhh,,,hehehheeee)..

^^
Read More >>
Sangat jelas diingatanku, bagaimana antusiasnya masyarakat di lingkungan rumahku menyambut hari kemerdekaan RI. Seminggu sebelum hari H telah terselenggara beragam perlombaan dan puncak acara terselenggara di tanggal 17. Keriuahan selama pertandingan berlangsung benar-benar menyemarakkan esensi kemerdekaan. Seolah telah terlepas beban yang begitu besar sehingga kebahagiaan dapat terpancar dari setiap wajah yang mengikuti atau sekedar menyaksikan acara. Sayang, kemeriahan itu aku dapati hanya berlangsung sampai ku SMP saja. Saat ini sudah tidak ada lagi. Entah alasan apa, aku juga tidak tahu.

Sepi, tak ada hal khusus kecuali hari libur, itulah hal yang terasa kini mengenai kemerdekaan di lingkungan rumahku. Yah paling ada sedikit aktivitas perayaan yang dijumpai di sekolah-sekolah di dekat rumah ku. Namun itu juga tanpa suatu perayaan yang heboh, paling upacara dan perlombaaan kebersihan antar kelas. Jangan kan tentang perayaan. Untuk memasang bendera saja, saya hanya menemukan beberapa. Di rumah ku sendiri, aku tidak tahu kemana hilangnya tiang dan bendera yang biasanya tersimpan di gudang.

Sesepinya perayaan kemerdekaan di kampung ku, ternyata lebih sepi lagi di kota besar ini. Sepanjang saya mengitari jalan dari satu tempat ke tempat yang lain, tak ada di sepanjang jalan ku dapati tiang dengan kibaran sangkaka merah putihnya. Pedangang kaki lima yang menjajakan bendera dan pernak-pernik kemerdekaan lainnya lah yang setidaknya akan memberikan signal bahwa hari itu adalah hari kemerdekaan RI.

Tapi kemana esensinya? Kemana suasananya? Mengapa perayaan kemerdekaan hanya dijalankan semasa wajib belajar saja? Mengapa tidak berlangsung di universitas?

Hmmmnnn,,,,sangat merindukan suasan meriahnya kemerdekaan saat aku kecil dulu. Meski tak turut berjuang, tersa bahagia sekali bisa merasakan kemerdekaan itu. Tapi kini, kemerdekaan hanyalah tanggal merah, saatnya untuk bersantai di rumah tanpa melakukan apapun...
Read More >>

Entah mengapa sore menjelang malam ini aku berpikir untuk membagi pengalaman interview ku untuk yang pertama sekali. Sudah 2 kali berganti profesi tapi jumat kemarin aku baru benar-benar mengalami apa yang dinamakan interview sesungguhnya (2 pengalaman sebelumnya melewarkan aku pada fase ini, (how lucky i was). Hahhaaahhaaa…


Rabu siang mendapat sms masuk dari provider telkomsel, berisi undangan untuk mengahdiri interview tahap pertama dengan HRD salah satu perusahaan outsourcing cukup besar di negeri ini untuk posisi call center. Tidak ingat aku pernah melamar atau tidak, tapi dari info sms yang ku dapat katanya mereka menerima surat lamaran via email. Benar saja aku cek email, dan di dalam sent box tertera bulan februari tahun ini, dan dipanggil agustus. Kontan saja aku tidak begitu ingat lagi. Dalam sms itu, aku diundang untuk hadir jam 8 pagi hari jumat. Hal yang pertama ku lakukan adalah berpikir alasan apa yang harus ku gunakan untuk tiket ku ijin sementara (hanya beberapa jam) dari kantor ku sekarang.

Aku memang sedang bekerja, dalam CV yang aku kirim aku menerakan perusahaan ku yang sekarang, namun aku menuliskan dalam CV bahwa aku sudah berhenti (eits tidak, sejujurnya aku menuliskan (2011-until now). Langung terbersit dalam benak jawaban apa yang bisa menyelamatkan ku jika mereka menanyakan maksud dari until now dalam CV ku itu. Dan sampai hari-H tiba, ku tak menemukan alibi apapun. Berdoa saja semoga kata itu tidak menjadi pusat perhatian di pewawancara, sehingga tidak menjadi boomerang bagi ku nantinya.

Untuk menghindari ku terlihat konyol saat interview nanti (takutnya, malah hanya bisa bengong tok), aku pun men-search pengalaman=pengalaman sebelumnya milik orang lain tentunya mengenai interview ini. Dan aku mendapati banyak sekali versi. Aku pun hanya mengambil dari dua sumber berbeda saja. Dan dari dua sumber itu juga memiliki beberapa kemiripan.

Hari h tiba. Aku sampai di tempat tujuan ku lebih awak ½ jam dari waktu yang sudah ditentukan, dan di sana aku sudah melihat rekan interviw lainnya. Mengunrangi perasaan grogi aku pun mencoba mengajak bicara satu, dua orang di dekatku. Yang seorang juga merupakan pengalaman pertamanya (baru lulus D3) yang satu lagi sudah lebih tua dari ku dan memiliki beberapa pengalaman, namun di bidang yang berbeda (sama seperti ku). Kami pun mendiskusikan kira-kira pertanyaan apa yang muncul nantinya. Dan hal yang paling utama ku yakin ditanyakan adalah 2 hal yaitu: mengapa minat dengan lowongan ini, dan berapa gaji yang diingini.

Jam delapan teng. Ada seorang yang pastinya dari perusahaan itu datang menghampiri kami (puluhan orang) dan membagikan form yang harus kami isi terlebih dahulu. Aku orang ketiga yang terpanggil saat pembagian form itu, dan aku menduka aku juga akan dipanggil masuk untuk intervie setelah nama dua wanita sebelum aku.

Giliran ku pun tiba. Dag dig dug…(aku sedikit grogi). Ruangan yang kecil namun bersuhu dingin itu menyamarkan ku dari grogiku. Karena kalau tidak ada pendingin itu pastilah keringatku sudah bercucuran. Aku dipersilahkan duduk dan aku menyerahkan form yang sudah diisi tadi dan juga berkas lamaranku. “Sudah siap”, tanya beliau
Siap, jawabku mantap.
Terlihat memperhatikan sekilas apa yang tertulis dalam form dan tiba-tiba..
“kok call center telkomsel?”, “sebenarnya kamu melamar kemana sih”?tanyanya dengan mimik mengerikan.

Dengan mencoba tenang aku berusaha seolah tak menyadari kesalahan fatal yang ku lakukan.
“akkh masak si bu? Saya tidak mungkin salah alamat”.

“Ini”? katanya sambil menyerahkan dan menunjukkan kesalahan tulisanku

Oooppss, ohh…oh…(berusaha tetap tenang). Ehm, maaf bu, terkadang otak saya tidak berkoordinasi dengan benar dengan tangan saya tapi saya tidak salah alamat bu. Jawabku mencoba meyakinkannya.
(Padahal yang sesungguhnya, aku memang berpikir perusahaan yang ku datangi ini adalah perusahaan dengan yang tercantum dalam form ku itu. Aku tidak tahu ternyata mereka adalah dua perusahaan yang berbeda). Kesan pertama ku sungguhh..akkhhh….selanjudnya terserahhh lah (aku pasrah)

pertanyaannya selanjutnya

“perkenalkan dirimu”


Dengan lantang dan tanpa sedikit keraguan ku menjawab pertanyaan beliau..

“mengapa kamu berhenti dari pekerjaan lamamu dan tertarik bergabung di sini”tanyanya lagi..

“Saya memutuskan berhenti karena bla…bla…bla… (tidak menorehkan sedikitpun kesan negative kepada perusahaan), dan memutuskan untuk melamar di sini dengan harapan kinerja saya dapat meningkat dalam setiap periodenya.”

“Apa yang kamu maksud dengan meningkat?” tanyanya lanjud

Tentu dalam jenjang karir saya ingin terus berada dalam tahap level yang lebih baik lagi. Katakanlah saat ini saya diterima sebagai call center dalam perusahaan anda, tentu di tahun depan saya tidak ingin stuck di posisi yang sama.

“Perlu anda ketahui, dalam perekrutan kali ini tidak akan ada ada promosi jabatan atau peningkatan posisi semacamnya. Kita di sini sistem outsourcing yang hanya merekrut dengan kontrak paling lama 1 tahun, dan jika perusahaan tidak puas dengan kinerja anda kita bisa memutuskan kontrak meski itu di bawah satu tahun.”

“terbengong sekejap”..

Koplakkk,,,gila…kena deh aku…
Harus bilang apa lagi ini….

Akhirnya hanya kata “oh….” Yang keluar dari mulut ku..

“Apa yang anda ketahui tentang call center?”

Dari bahasanya tentu pekerjaan ini umumnya melayani keluhan ataupun kebutuhan pelanggan yang menghubungi. Biasanya penelpon menghubungi 10* lalu akan tersambung dengan agenya yang siap melayani.

“10*? Bukannya 10*?”tanyanya


Asemmmm,,,salah lagi aku.

“Oh iya benar 10* bu”

“Coba kamu peragakan seolah-olah kamu adalah age yang sedang melayani penelpon?”

“Halo selamat pagi dengan saya enny ada yang bisa saya bantu? Blaaa..blaa…blaaa……
Terimakasih sudah menggunakan layanan ini, selamat pagi selamat beraktivitas” Coba ku sedikit terbata namun bisa..

“Apa anda sebelumnya sudah pernah berprofesi sebagai call center? Atau anda sudah pernah dalam tahap training di sini?”tanyanya

“tidak bu, saya hanya pernah beberapa kali tersambung dengan layanan call center untuk menanyakan informasi marketing hotel dsb”.

“Jika begitu berapa gaji yang maksimal anda dapatkan setiap bulan dengan sistem kerja dimana schedule perusahaan yang mengatur, bahkan terkadang untuk ibadah juga harus menyesuaikan dengan waktu kantor?”

alamakkk,,,,pertanyaan gaji ini lah yang paling riskan jawabannya. Untung saja secara umum saya sudah cari tahu sebelumnya kisaran gaji dengan jobdes seperti itu dan dipertimbangkan dengan UMK di kota saya ini, dan memang perkiraan saya tidak meleset sedikit pun..

Usai mengiyakan semua dan menyanggupi apa yang dikatakan beliau, sesi wawancara pun berakhir dengan jabatan tangan. Pemberitahuan diterima atau tidaknya tinggal menunggu kabar dari perusahaan saja.

fyuhhhh..dan saya pun melangkah keluar dengan keyakinan, what will be will be lahh.. I’ll do my part, the rest let HIM do…

Jadi buat teman-teman yang mau interview, jangan remehkan persiapan yah.. Preparatioan is a must :D
Read More >>
Untuk pekerjaan dari pihak swasta ini, tidak seperti biasanya si bos meminta untuk mengatasnamakan "namaku" sebagai penanggung jawab pekerjaan. Entah apa yang menjadi pertimbangan beliau, tapi aku hanya bisa terpaku dengan kata loyalitas tanpa berani mempertanyakan mengapa begitu. Jadilah di kontrak kerja namaku dan pihak swasta itu yang tercantum.

Singkat cerita aku pun menandatangani kontrak dan juga dia selaku pimpinannya. Sebelum mulai perealisasian isi kontrak, terjadi insiden kecil yang saat itu aku sama sekali tak menyangka akan menyeretku ke dalam permasalahan yang pelik seperti ini. Kejadiannya saat sedang rapat intern antara pihak terkait, tiba-tiba BB pihak kedua ini terus berdering dan mengganggu jalannya rapat. Dengan hormat bos ku meminta untuk mengganti mode-nya menjadi silent. Namun ternyata si empunya tak mengerti cara menggantinya. Si bos pun memintaku untuk membantu beliau yang sedang kebingungan dengan smartphonenya. Enggan sebenarnya, tapi loyalitas ini benar-benar mengutuk ku. Beliau pun memberikan hp-nya padaku. Memang butuh waktu yang sedikit lama karena ku harus mencari dulu dimana tersimpan pengaturannya. Hal ini membuat si empunya gerah,mungkin beliau khawatir aku sedang membuka isi-isi lain di hp-nya. Kemudian beliau pun merampasnya seranya mengatakan "sudah, biar saya metikan saja".

Namun sebelum mematikannya, beliau dengan lantang mengatakan bahwa aku sudah merusak BB-nya. Kemudian dengan nada tenang aku pun meminta supaya turut mengecek BB-nya, dimana kerusakannya. Tanpa menggubris permintaanku beliau pun langsung menambahkan bahwa melakukan panggilan pun tidak bisa. Saya yang jujur sudah kalut juga masih berusaha tenang dan meminta sekali lagi untuk beliau supaya saya diijinkan untuk mengecek benar tidaknya sudah tidak bisa melakukan panggilan keluar lagi. Dan kedua kali bukannya digubris, beliau malah menghardikku dengan mengatakan "Aku akan membawa ini ke pengadilan". Kemudian beliau berlalu pergi.

Lalu saya pun coba mengejar, berharap tidak akan sampai ke persoalan hukum meski di sini aku sangat yakin tidak mengotak-atik BB-nya. Namun beliau tetap berlalu begitu saja.

Kembali ke ruang rapat, ekspresi aneh dan tak terharapkan ditunjuukan bos ku. Beliau seperti tidak melihat ada kejadian apa-apa sedari tadi. Padahal atas perintah beliau aku memegang BB klien tersebut. Dengan santai dan semakin membuat ku seperti orang bodoh, beliau pun turut berlalu pergi.

"Apa yang sedang terjadi", tanya ku dalam hati.

Sesampainya di rumah, aku tak dapat sedetik pun, berpaling dari kejadian yang ku alami ini. Sahabatku, yang  malam itu berkunjung ke rumah mendapat ku murung tak bergairah. Dia pun bertanya "ada apa"? Dengan enggan aku menceritakaannya.

Hanya helaan nafasnya yang terdengar setelah ku selesai bercerita. Lalu dia memelukku sambil menepuk-nepuk bahu ku dan berkata "kita berdoa saja ya, semua pasti akan baik-baik saja".

Saat itu ku minta dia untuk menemaniku tidur malam itu. Keesokannya, entah datang dari mana tiba-tiba si klien yang mengancam akan menuntutku, memintaku untuk menandatangani berkas yang ku baca sepintas adalah berkas berisi tentang sesuatu yang menyimpang dengan apa yang telah disepakati dalam kontrak.Terang, aku langsung menolak permintaannya dengan tegas. Namun beliau mengancam akan memidanakan saya kerena persoalan BB kemarin. Silahkan saja, saya tidak salah. Saya tidak mau menandatangani itu.

Saya tidak ingin mengiyakan, karena di belakang hari saya juga yang akan kena imbasnya. Tapi jujur, saya juga sedikit ragu dengan keputusan saya mengiyakan ancamannya. Karena saya tidak begitu yakin dengan hukum yang ada di negeri ku. Aku ragu keadilan akan memihak orang dengan strata rendah seperti ku. Dibanding beliau, tentulah aku tak punya daya apapun. tapi aku tak mau membenarkan yang salah. Meski tak punya harta, dan tak akan sanggup menyewa jasa pengacara, aku tetap akan menyatakan aku tidak bersalah.

Hal yang membuat ku semakin hampir patah arang adalah sikap atasanku yang tak sedikit pun berempati atas tuduhan yang ditorehkan klien padaku. Seoalah tak ingin tahu apa yang terjadi. Dalam hati ku membenarkan mungkin inilah mengapa dia meminta namaku yang tertera sebagai penanggung jawab dalam kerjaan kali ini.

Akkhhhh...sungguh ku tak ingin membayangkan hal buruk yang akan menimpaku...Namun tak bisa ku elakkan bahwa pikiranku terus memikirkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Dan sesaat pikiranku memulainya....aku,,,terbangun....

Ternyata,,,,aku hanya bermimpi.. :D
Read More >>