Bekerja di instansi ini, bertemu dengan beberapa
orang dari berbagai instansi lainnya,terutama instansi pemerintah membuka mata
bahwa benarlah kejujuran adalah suatu hal yang sudah langka di Negeri ini. Mereka
yang duduk di kursi pemerintahan sekalipun, yang notabene memiliki latar
belakang pendidikan yang tinggi, banyak yang tak mengerti apa itu jujur, apa
itu menjalankan tanggungjawab atas sumpah jabatan yang telah dilakukan. Hal
yang sangat mengherankan saya di instansi pemerintah misalnya, mereka mendapat
tugas untuk melayani masyarakat, mereka menerima gaji setiap bulannya untuk
pekerjaan melayani masyarakat ini. Namun yang saya lihat, mereka menerima
berkas-berkas terkait tugas mereka dari masyarakat itu, tapi hanya
menumpukkannya saja. Mereka akan mulai bekerja jika ada upeti (tips) dimuka.
Mengapa mereka bertingkah menjijikan seperti itu? Rakyat menggajinya untuk
melakukan tugas itu, tetapi mengapa mesti ada uang di luar itu? Dan hal ini
merata dikerjakan oleh orang-orang di instansi tersebut. Semakin tinggi jabatan
maka semakin banyak pula lembaran rupiah harus dikeluarkan.
Bagi mereka pengusaha yang mengejar waktu tanpa
ada protes berlebih akan memberikan apa yang dimintakan oleh mereka. Praktisnya
mereka berpikir, jika tidak dituruti maka penguluran waktu akan semakin lama
dan tentunya itu akan merugikan mereka lebih lagi. Mau tidak mau, memberi tips
yang tidak seharusnya pun kerap mereka lakukan.
Suatu kali ada salah satu pegawai yang juga
memiliki wewenang dalam dinas tersebut, mengaku dia ikut meminta dana (bahkan
sering terjadi negosiasi mengenai dana tersebut) dari masyarakat yang
membutuhkan tenaganya karena rekan kerjanya juga melakukan praktik seperti itu.
Bisa saja dia tidak turut melakukan, tapi ada resiko yang ditanggungnya. Resiko
yang paling riskan adalah teman-temannya akan mengecap dia orang yang sok suci
atau bahkan menjauhinya. Dan resiko yang lain ialah, hanya dia dalam instansi
itu yang miskin nantinya (dibandingkan teman kerjanya). Sebenarnya tidaklah
begitu berisiko, tapi dia memilih untuk sama
Memang tidak akan mudah berada dalam lingkungan
kerja seperti itu. Tapi apa beliau lebih takut kepada temannya ketimbang Tuhan
sendiri? Bagaimana dengan sumpah jabatan yang mereka lakukan saat dilantik
dulu? Sekedar ucapan kah itu? Sebegitu sulit kah untuk jujur? Atau hanya
sedikit jujur saja pun. Melihat kondisi sistem yang diterapkan di instansi
tersebut, saya mengerti mengapa korupsi bgitu merajalela di negeri ini.
Hmnnn,,, hanya bisa berdoa, generasi berikutnya, siapapun yang akan menggantikan
mereka nantinya memiliki hati untuk bekerja, melakukan tanggungjawab sesuai apa
yang diembankan. Tidak dibutakan akan lingkungan yang turut membutakan.
Ya…semoga saja…