Pagi yang indah..
Angin sejuk yang menerpa ku saat membuka pintu, membuatku semangat untuk melangkah keluar. Pagi ini aku tidak disambut oleh mentari..
Mungkin mentari sedang bertugas di belahan dunia lain, dan mengutus angin untuk mengiringi keberangkatan ku menuju kantor seperti biasanya.
Senang sekali ditemani temanku angin pagi ini.

Orang-orang yang sama setiap hari ku sapa kala pagi pun terasa sama bersemangatnya seperti ku pagi ini. Aku bisa merasakan energi yang sama, balasan senyuman mereka terasa sangat tulus. Rupa-rupanya angin yang sejuk juga memberikan bius yang sama kepada mereka.

Aktivitas pagi di kota ini terasa lebih menyenangkan. Pastinya ini juga memberikan keuntungan tersendiri bagi saudara-saudaraku yang sedang menjalankan ibadah puasanya.

Bicara soal puasa, aku sangat senang melihat apa yang disebut puasa di kota ku ini. Memang awal sekali terlihat beberapa warung makan di pagi sampai siang hari tutup. Tapi itu hanya berlangsung paling lama 3 hari setelah masa penyambutan bulan baik ini. Setelah itu aktivitas kota kembali normal. Pengusaha kuliner kembali mengepakkan usahanya. Tidak ada yang ribut, tidak ada yang keberatan, terlebih lagi sweeping rumah makan seperti yang terjadi di kota-kota lain. Hanya ada swepping tempat-tempat hiburan malam. Kalau itu saya mendukung. Karena lebih baik lagi tempat seperti itu tidak ada.

Bukan dikarenakan mayoritas penduduk di kota ini bersuku Batak,bukan. Di sini, suku batak juga banyak sekali yang beragama muslim. Melainkan dikarenakan pemahaman akan arti puasa sudah secara benar dimengerti setiap individunya. Dan saya pikir, sebaiknya di kota lain juga berlaku hal yang sama.

Toleransi?
Membuka usaha di bidang makanan di bulan ini bukan menyaratkan tidak adanya toleransi. Tidak. Itu semata-mata hanya karena mereka tetap harus menjalankan apa yang menjadi mata pencahariannya. Apa yang salah dari itu? Tolong berpikir lebih terbuka. Lagi pula, mengapa banyak yang terlalu takut melihat tempat-tempat seperti tempat makan bahkan tempat hiburan tetap buka seperti bulan-bulan lain? Takut tergoda kah??? Heiy, justru dengan beberapa pihak menuntut adanya penutupan sementara jenis usaha-usaha tersebut membuat aku berpikir betapa kerdilnya iman mereka. Mengapa sebegitu kerasnya mereka meminta orang lain untuk mendukung keinginan sepihak mereka tanpa harus pusing memikirkan kerugian yang diakibatkan orang lain? jika pun demikian, apakah guna lagi ibadah itu jika merugikan orang lain. Pahala yang di dapat sebanding dengan dosa yang di dapat karena membuat hak orang lain terenggut.

Ayolah, puasa bukan sekedar menahan haus dan lapar. Tapi lebih kepada waktu dimana kita tidak memikirkan persoalan dunia (termasuk makanan minuman, nafsu) dan hanya berfokus untuk menyembahNYA. Aku berkata begini, karena aku juga pernah berpuasa. Puasa yang biasa saya lakukan adalah puasa makan minum mulai dari pukul 22.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB (19 jam). Puasa itu selalu dilakukan saat aku akan bertugas untuk ikut pelayanan di suatu kegiatan ibadah. Jadi, bagi pelayan-pelayan, diharuskan berpuasa, untuk membersihkan hati dan pikiran, sehingga apa yang diberikan selama ibadah sudah benar dari hati dan hanya untuk memuliakanNYA. Selama puasa, aktivitas seperti biasa tetap dilakukan, ditambah aktivitas yang diisi dengan doa secara pribadi padaNYA. Dan kami yang berpuasa diminta untuk tidak memberitahukan secara sengaja kepada yang lain bahwa kami sedang puasa (supaya tidak ada yang sengaja menahan diri untuk makan atau minum di hadapanku). Biarkan apa yang ada terjadi secara natural. Karena di situlah esensi ibadah puasa kita ada. Bisakah kita tetap komit ibadah kepadaNYA, disaat yang lain tidak???

Sewaktu kuliah dulu, aku pernah melihat pengalaman seorang mahasiswa yang dimarah-marahi habis-habisan oleh dosenku yang muslim karena melihatnya menyerut minuman dingin sambil berjalan melintas kantor jurusan. Sangat disayangkan tindakan dosen itu. Dia tidak perlu melakukan itu. Karena apa? dengan marah-marah dia sudah membatalkan esensi puasanya (bagiku batal puasa bukan hanya karena telah makan atau minum di waktu yang belum waktunya). Orang yang berpendidikan, menghardik berlebihan hanya untuk mendapatkan sebuah kata penghormatan? Orang yang selalu minta ditinggikan, dialah yang akan direndahkan oleh Tuhan.

Malah ada saya dengar sebuah instansi pendidikan mengharuskan didikannya yang tidak puasa agar makan dan minum di area kamar mandi. Benar kah ini??? Itu sadis. Siapa yang selera makan dan minum di tempat seperti itu (kamar mandi umum jarang ada yang layak dikatakan bersih). Sadarkah mereka sudah membuat orang lain tersiksa, dimana mereka berkata mereka sedang ibadah???

akhh...saya tidak mengerti apa yang dipikirkan setiap orang yang mewajarkan hal seperti itu. Jikapun saya ateis saya tidak bisa menutup mata dan seolah-olah menganggap wajar hal seperti itu.

Saya sangat mengharapkan jika bulan yang disebut bulan berkah ini akan menjadi berkah juga bagi yang tidak menjalankan. Sesuatu akan menjadi berkah jika yang lain tidak merasa dirugikan..

Related Post :