Esok, tanggal 9 Mei 2013 adalah peringatan Pentakosta yaitu
peringatan akan 50 hari setelah penyaliban dan kebangkitan Kristus dan 10 hari
setelah kenaikan Kristus ke surga (Kis. 1:2-3). Hari ini juga menjadi penting
bagi umat kristiani karena di sinilah peristiwa “Pencurahan Roh Kudus” dan kebangkitan
rohani besar terjadi.
Peristiwa Besar apa?????
Mari kita simak kutipan berikut:
“Pada pagi hari di hari Pentakosta ketika murid-murid-Nya
berkumpul di satu tempat, tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti
tiupan angin keras memenuhi seluruh rumah, dimana mereka berkumpul. Murid-murid
melihat apa yang tampak seperti lidah api yang bertebaran dan hinggap pada
mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai
berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu
kepada mereka untuk mengatakannya (Kis. 2:1-4).
Ketika murid-murid dipenuhi dengan Roh Kudus dan mulai
berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, maka terkejut dan heranlah semua orang
yang mendengarnya. Semua orang yang hadir pada waktu itu menyaksikan bahwa
mereka mendengar murid-murid berkata-kata dalam berbagai bahasa dari 15 negeri
yang berbeda, terbentang dari Persia disebelah timur sampai ke Roma di sebelah
barat (Kis. 2:6-11).”
Orang-orang yang hadir pada saat itu berasal dari Negara yang
berbeda, mereka tercengang karena murid-murid Yesus berbicara dengan masing-masing
bahasa mereka yang hadir di situ yang mana dicatat bahwa nurid-murid Tuhan
adalah orang Galilea yang tidak tahu menahu akan bahasa yang mereka ucapkan.
Inilah awal kegerakan rohani pada saat itu, dimana ribuan
orang menyaksikan roh kudus tercurah atas murid-murid Tuhan Yesus.
Sampai di situ, pemahaman saya bahwa Tuhan Yesus mencurahkan
karunia berbahasa kepada muridNYA, dengan satu tujuan orang-orang yang melihat
percaya bahwa Tuhan ada dan sungguh berkuasa. Karunia itu langsung diterima
tanpa ada proses pembelajaran terlebih dahulu karena roh kudus sendirilah yang
berkata-kata melalui lidah yang diurapinya.
Menilik penjelasan di atas, Pemahaman saya tentang bahasa
roh, memang lah demikian, tanpa ada perdebatan atau keraguan dalam hati
bagaimana roh kudus benar-benar nyata bekerja.
Namun setiap kali ketika saya menghadiri ibadah di suatu
gereja katakanlah gerja non-suku, saya selalu mendengar para pelayan
berkata-kata dengan perkataan yang tak ku mengerti saat mereka berdoa. Mereka mengenal
ini dengan sebutan bahasa roh. Sang pemimpin ibadah atau istilah mereka worship
leader juga kerap kali mengajak jemaat yang sudah bisa berbahasa roh untuk
berdoa dengan bahasa roh, bagi yang belum bisa jangan berkecil hati, tetaplah
berdoa, demikian penuturan sang leader sebelum doa dimulai.
Ajakan ini sungguh menggoncang pemahamanku selama ini
tentang bahasa roh. Benarkah mereka semua yang berbahasa roh itu sedang
dipenuhi roh kudus??? Tapi mengapa tidak terkesan spontanitas seperti saat hari
pentakosta??? Bahkan lambat laun saya menyadari bahwa memang ada pembelajaran
untuk berbahasa roh dalam gereja itu. Mengapa demikian? Bahasa roh tidak
dipelajari?
Saya tidak langsung memvonis bahwa ada yang salah di tubuh
gereja ini, tentu tidak. Setiap kali saya ibadah di sana, todak dipungkiri hati
ini masih menolak pemahaman tentang
bagaimana mereka berbasa roh namun saya bisa merasakan sukacita dengan
tata cara peribadatan pelayanan mereka yang lainnya.
Untuk pemahaman saya akan seperti apa bahasa roh seperti
yang Tuhan kehendaki, saya akan mencari kebenaranNYA sendiri dengan Dia sang
pemberi karunia.
Selamat memperingati hari Pentakosta, kira Api dalam diri kita sekalian kian menyala-nyala, meninggikan dan memuliakan NamaNYA, Yesus Sang Raja.
GBU all.
Selamat memperingati hari Pentakosta, kira Api dalam diri kita sekalian kian menyala-nyala, meninggikan dan memuliakan NamaNYA, Yesus Sang Raja.
GBU all.