Tahun 2012 saya diperkenalkan dengan seseorang pria rote namanya Richer oleh sebuah jejaring sosial. Semakin intens kami berkomunikasi, semakin akrab pula lah saya dengan daerah dan beberapa kebiasaan suku ini. Meski belum pernah berkunjung langsung ke daerah ini, tapi lewat ceritanya dan beberapa artikel yang saya baca mengenai rote, saya menemukan banyak sekali keindahan alam dan keunikan masyarakat rote ndao, namun sayang belum sepenuhnya diketahui khalayak ramai. Jangankan mengenai budaya mereka, mungkin mendengar kata Rote saja, masih banyak yang bertanya "Di mana kah Rote itu???" Pertanyaan yang sama pernah saya utarakan kepada pria ini.
PULAU ROTE: #transportasi#Asal usul#budaya#keunikan#mata pencaharian#keindahan
Pelabuhaan Ba'a, Rote Ndao |
Sayang sekali, seandainya saja transportasi di sana selancar di perkotaan, mungkin turis domestik atau mancanegara pun akan berdatangan ke sana.
Lalu, mengapa pulau kalian dinamakan rote? tanyaku
"Saya juga tidak tahu secara detail, hanya yang saya dengar saat itu pulau kami kedatangan tamu,orang asing, yang tujuannya pun tidak saya ketahui dengan pasti, kemungkinan sih untuk menginjili. Mereka mencoba berkomunikasi dengan penduduk, namun kata yang selalu terucap adalah kata Roti. Dari situ lah Pulau ini dikenal dengan Pulau Roti, atau penduduk setempat melafalkannya Pulau Rote", jelasnya.
Tahu gak alat musik dari daerah ku? tanyanya.
Hmmnnn, tidak tahu, jawabku.
Alat musik yang terkenal dari daerah ku itu Sasando.
ohh...kalau itu aku juga pernah dengar, tapi bukannya itu dari kupang?
Tidak, Sasando alat musik asli dari rote, tapi entah karmana (bagaimana) orang-orang lebih mengenal itu berasal dari kupang. Selain sasando kita juga punya Topi namanya Ti'ilangga. Keunikan dari masyarakat kita, kalau kita bertemu teman, atau saudara yang sudah lama tidak berjumpa, kita selalu mencium hidung. Tidak tahu juga kenapa seperti itu kebiasaannya, tapi semua orang begitu di sana.
Oh ya, kenapa mama (ibunya) selalu memintaku, untuk mengingatkanmu sering doa sambil bakar lilin???,tanyaku
Nah itu juga menjadi kebiasaan di sana, saya juga tidak tahu tujuan pastinya apa, tapi kami doa dengan bakar lilin tidak ada maksud untuk berhala kepada lilin. yang saya tangkap, lilin hanya lah simbol pelengkap saat berdoa saja.
ohhh,,begitu toh. trus mayoritas mata pencaharian di sana apa?
Penduduk di sekitar tempat tinggalku, biasanya bertani, ada yang tanam jagung, padi, ada juga budidaya lontar. Lontar termasuk ke dalam jenis palma, masyarakat kita mengambil air niranya untuk diolah menjadi gula dan tuak atau sopi. Selain itu juga mencari tanaman cendana untuk dijual dan dijadikan minyak wangi.
Lalu, tentang pariwisatanya bagaimana?
Di rote dan pulau-pulau kecil sekitarnya memiliki pantai-pantai yang indah, malah kalau bisa dibilang lebih indah dari Bali. Masih asri dan jernih. Bagi yang hobi selancar mesti coba ombak di sana.Ada pantai Nemberala, Pantai Bo'a, Pantai Oeseli. Hanya saja ya itu tadi, tidak didukung dengan kemudahan transportasi dan penginapan. Ada memang beberapa penginapan, tapi fasilitasnya belum memadai dan harganya Padahal kalau pemerintah mau mengelola dengan serius, Pulau Roti bisa jadi Bali kedua.
anak-anak di sekitar oeseli |
pantai oeseli |
Wuihhh,,baru dengar cerita saja, aku sudah pengen ke sana. ayo, ajak aku sekali-kali.
hehhhehhehheee....
Buat teman- teman yang hobi petualang, atau buat kamu backpackers sejati, buaruan eksplor Pulau ini yah...
Jangan lupa untuk mengabadikan perjalanan kamu dan share ke publik. Supaya semakin banyak yang tahu bahwa Indonesia punya Pulau Rote yang Indah tidak kalah seperti Bali.
GOD SPEED :)
REGENNY