wah, judul berita yang menyangkut persoalan dengan tingkat kesensitifan paling tinggi di berbagai negara terlebih Indonesia. Saya rasa, persatuan di negeri bisa pecah jika menyangkut persoalan Agama (semestinya tidak demikian).
Saya sangat penasaran dengan judul di atas, kira-kira negara mana yang dimaksud dan mengapa umat nasrani cenderung rawan untuk berdomisili di 5 negara itu? Mari kita sama-sama membaca ulasannya..

Cekidot...
Umat Nasrani rawan tinggal di lima negara ini
Reporter : Ardini Maharani
Kamis, 4 April 2013 09:12:00
Umat Nasrani rawan tinggal di lima negara ini
Umat Nasrani, Kristen atau Katolik bila digabungkan menjadi populasi paling besar agama sejagat. Mereka tersebar di pelbagai negara dunia. Paling banyak ada di Eropa dan Amerika.

Meski penyebarannya cukup rata di pelbagai negara dunia itu, umat Nasrani rawan tinggal setidaknya di lima negara ini. Dilansir dari listverse.com, wilayah mana saja yang berbahaya untuk mereka tinggali? Berikut ulasannya.
Umat Nasrani rawan tinggal di lima negara ini
Reporter : Ardini Maharani
Kamis, 4 April 2013 09:12:00
Umat Nasrani rawan tinggal di lima negara ini

1. Korea Utara
Korea Utara menjadi negara pertama yang mencap Kristen dan Katolik agama terburuk. Setiap penganutnya menjadi salah satu kejahatan terbesar di negeri dipimpin Kim Jong Un itu.

Warga Ibu Kota Pyongyang paling banyak ateis dan faham komunisme menganggap agama sebagai candu. Umat Nasrani harus menyembunyikan keyakinan mereka setiap saat. Memiliki Alkitab di negara itu bakal terancam hukuman mati atau dikirim kerja paksa.
Pada 2010 ratusan orang Kristen ditangkap dan dieksekusi di depan umum. Meskipun berisiko, namun agama ini tetap tumbuh dan diperkirakan 400 ribu orang memeluk keyakinan dibawa Yesus Kristus ini. Mereka harus rela beribadah di ruang bawah tanah atau bangunan runtuh terpencil dan jauh dari aparat pemerintah sewaktu-waktu bisa menangkap mereka.

  Umat Nasrani rawan tinggal di lima negara ini
Reporter : Ardini Maharani
Kamis, 4 April 2013 09:12:00
Umat Nasrani rawan tinggal di lima negara ini

2. Laos

Pemerintah Laos terang-terangan menabuh genderang perang bagi umat Nasrani di negara itu. Menurut mereka agama Kristen maupun Katolik merupakan keyakinan impor dari barat dan ancaman bagi pemerintahan negara ini. Penduduk Laos banyak ateis dan sisanya menganut Buddha.
Umat Nasrani dibatasi perannya dalam masyarakat. Jangan harap mereka mendapat kedudukan bahkan pekerjaan mumpuni. Pemerintah Laos juga menekan penganut Kristen dan Katolik secara fisik maupun emosional dengan ekstrem agar mau meninggalkan keyakinan mereka.
Pada 2010 sekitar 29 orang Nasrani tewas dan 20 ditangkap serta ditahan tanpa diadili terlbih dulu. Beberapa gereja dihancurkan. Di Provinsi Saravan, belasan keluarga Kristen diusir dari desa mereka setelah menolak menanggalkan keyakinan akan Kristus.

3. Irak
Meski Amerika Serikat cukup lama berada di Irak dengan alasan menjaga negara itu namun diskriminasi pada umat Nasrani malah mengalami peningkatan. Pengikut Kristus banyak terbunuh dan menjadi target kekerasan.
Saat pemilihan umum di Irak 2010 banyak penganut Kristen dan Katolik meninggalkan desa mereka dan menjadi gelandangan lantaran diusir oleh penduduk. Paus Benediktus XVI bahkan turun tangan dengan masalah ini.
Gereja juga menjadi sasaran bom. Tiga tahun lalu setidaknya 58 orang Kristen tewas sebab ledakan bom di gereja di Ibu Kota Baghdad saat tengah beribadah.

4. Afghanistan

Penganut Kristen dan Katolik di Afghanistan harus menghadapi tekanan dari keluarga, lingkungan sekitar, dan agen pemerintah. Mereka memeluk keyakinan pada Yesus Kristus ini akhirnya harus rela bergerak di bawah tanah serta tidak bertemu satu sama lain di area publik.
Pada Juni 2010, wakil ketua parlemen Afghanistan mengeksekusi seorang berpindah ke agama Kristen. Ini dilakukan setelah pemerintah melihat proses baptis orang tersebut di salah satu televisi disiarkan di negara itu.

Pada Agustus 2010 Taliban menembak sekitar 10 orang anggota medis beragama Kristen tengah merawat pasien di sebuah desa di utara Afghanistan.

5. Arab Saudi

Tidak perlu menanyakan negara monarki dengan tingkat populasi pemeluk Islam mendekati 100 persen. Seluruh kegiatan publik penganut keyakinan lain secara sengaja disembunyikan dan umat Nasrani memiliki diskriminasi paling tinggi, bahkan mereka bisa terancam hukuman mati.

Tindak tanduk penganut ajaran Yesus Kristus ini selalu dipantau. Mereka boleh beribadah asalkan tidak ketahuan.

Sebuah peristiwa pada Oktober 2010 cukup miris. Sebanyak 12 pekerja asal Filipina beragama Katolik dan satu pastur harus ditahan lantaran menggelar ibadah meski di rumah pribadi salah satu jemaat. Mereka dicap dengan sengaja melawan peraturan Islam ditetapkan kerajaan Saudi.

Penganut Kristen dan Katolik Arab takut untuk berterus terang soal keyakinan mereka bahkan pada keluarga sendiri. Warga yang ketahuan pengikut Yesus dipaksa untuk meninggalkan agama mereka.

Tambahan Saya:

Jika diliat dari info di atas, saya juga bisa melihat hal yang sama terjadi di beberapa daerah di Indonesia yang notabene adalah negara plural dengan Pancasila sebagai idealisme negara. Namun saya rasa itu hanya yang tercantum pada arsip negara, tapi pada kenyataannya, umat nasrani masih sulit untuk beribadah di beberapa daerah di Indonesia.


Salah satunya dan yang paling mencolok adalah daerah yang dikenal dengan serambi mekah atau ACEH. Tanpa memandang etnis dan agama apapun yang ada di sana namun warga Aceh diharuskan untuk mengenakan pakaian yang sebagaimana dikenakan oleh saudara muslimin dan muslimah. Entah mengapa tidak ada toleransi sedikit pun di daerah ini. entah lah..
Saya juga kerap mendapati liputan-liputan berita yang meliput betapa susahnya saudara-saudara say untuk beribadah di bebrapa titik daerah di Pulau Jawa. Pengeboman gereja seperti sudah menjadi berita sehari-hari. Namun terlepas dari kekejian itu semua, saya menyadari dan mengikhlaskan kekejian itu terjadi. Karena dengan demikian semakin nyatalah KeEsaanNYA. Meski ditentang dan ditolak di beberapa negara namun pergerakkannya tak akan  padam. Salam damai...

Related Post :