Siang ini, sembari menemani cerita klien yang menunggu kedatangan Bos di kantor, tersebutlah satu nama dalam topik pembicaraan kami sosok seorang penemu Indonesia Bpk. Minto Supeno. Kali pertama saya mendengar nama beliau dan segudang penemuan yang telah diciptakannya dari pembicaraan singkat kami ini. Bapak Minto Supeno adalah dosen dari informan teman bicara saya ini di Universitas Sumatera Utara. Saya tergakum-kagum akan penemuan Bpk Minto Supeno melalui cerita klien kami ini. Saat itu penemuan yang sangat menarik perhatian klien ini adalah diciptakannya satu alat penyejuk ruangan tanpa litrik. Menurut pengakuan Bpk Minto sendiri, Alat yang diciptakannya ini memang tidak memberikan suhu dingin namun hanya sebatas sejuk saja. Kemudian penemuan beliau yang lain yang sangat ingin klien ini mengajak penemu untuk mengembangkannya menjadi lahan bisnis adalah adanya air mineral yang bisa mencuci racun-racun dalam tubuh lebih efektif dari air mineral atau pun minuman ion yang sudah ada.

Jika apa yang diceritakan klien ini benar, tapi mengapa nama beliau begitu asing terdengar di telinga? Hal ini pun saya tanyakan kepada klien informan ini. Jawaban yang saya terima adalah, beliau hanya tertarik untuk menemukan hal yang baru namun tidak disertai minat untuk mengembangkannya. Dengan kata lain, beliau tidak berminat untuk menjadikan temuannya sebuah komoditas bisnis.

Sungguh sangat disayangkan, gumamku.

Memang sangat disayangkan , mengapa beliau tidak memperkenalkan penemuannya ke khalayak,tutur klien. Untuk itulah saya sangat berminat mengajak beliau kerjasama, sebelum orang lain mengenal dan mengajak beliau kerja sama, tambahnya. Hanya satu saja yang sangat disayangkan dari beliau ini, sangkin pintarnya, beliau tidak mempercayai adanya Tuhan. Mungkin kejadian-kejadian yang dilihatnya masih bisa dicerna melalui logikanya, sehingga dosenku ini tidak percaya bahwa Tuhan itu ada, tambahnya lagi.

Pembicaraan kami pun harus disudahi karena Bos yang dinanti sudah datang.

Rasa penasaran pun mengajak tangan ini untuk menjelajahi sosok penemu yang sedari tadi kami perbincangkan ke teknologi canggih masa kini internet. Saya tik nama beliau dan klik. Memang ada beberapa  tulisan mengenai namun hanya sedikit yang mengulas tentang penemuannya. Bahkan penemuan Baru seperti yang saya dengar dari klien itu tidak terekspos. Mungkin apa yang klien sampaikan tadi benar adanya, beliau tidak tertarik memperkenalkan ke khalayak ramai. Kalau tidak beliau sendiri yang bercerita kepada klien ini, klien ini pun tidak akan mengetahui temuan baru dosennya itu.

Dr. Minto SupenoIni adalah foto Dr.Minto Supeno.
Saat ini beliau masih aktif sebagai dosen pascasarjana Universitas Sumatera Utara, mata kuliah kimia. Beliau kelahiran Magelang 9 Mei 1961 . Pendidikan terakhir S2 ITB.









Di bawah ini  ulasan mengenai penemuan beliau yang saya temukan.

>>

Dr. Minto Supeno Ciptakan Air-Bioethanol Pengganti Bensin/Pertamax

Sumber:  http://www.usu.ac.id/pokok-berita/1012-dr-minto-supeno-ciptakan-air-bioethanol-pengganti-bensinpertamax.html
Peneliti Universitas Sumatera Utara (USU), Dr Minto Supeno, berhasil menciptakan campuran air dan bioethanol sebagai bahan bakar pengganti (substitusi) bensin dan pertamax untuk sepeda motor. Hasil penelitian selama sembilan bulan lebih ini diklaimnya sebagai yang pertama di Indonesia.

Minto bahkan optimis bisa menjadikan air murni sebagai bahan bakar. "Dalam jangka waktu setahun ke depan, saya optimis bisa menjadikan air sebagai bahan bakar, tanpa campuran bioethanol lagi. Hanya tinggal mengembangkan penelitian," katanya di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) USU, Kampus Padang Bulan, Medan, Selasa (16/6).

Peneliti Utama dari Kimia Anorganik FMIPA USU ini menerangkan, temuannya berupa campuran air dan bioethanol sebagai bahan bakar pengganti bensin ini sudah dimulai sejak 1992 ketika menjadi dosen pembimbing.

Temuannya itu juga sudah diujicobakan pada sepeda motornya sejak awal Mei lalu. Sampai sekarang yang berarti sudah berjalan lebih dari sebulan, sepeda motornya mampu melaju kencang dan sejajar dengan bensin atau pertamax.

"Hasil ujicoba juga memperlihatkan tidak ada pengaruh pada mesin sepeda motor," ungkapnya sembari menyebutkan, untuk menggunakan bahan bakar campuran air dan bioethanol ini hanya butuh sedikit penyesuaian pada karburator dan busi. Dibandingkan dengan bensin atau pertamax, menurut Minto, bahan bakar hasil panelitiannya ini juga lebih murah. Jika dijual, harganya hanya sekitar Rp 4 ribu/liter.

Pecahkan ikatan hidrogen

Minto Supeno mengakui, air (H2O) memang sulit dijadikan bahan bakar. Ini karena adanya ikatan hidrogen kuat dan lemah yang sangat kompak. "Oleh karena itu, untuk menjadikannya sebagai bahan bakar, air harus diubah menjadi dimers air. Tujuannya memecah ikatan hidrogen kuat dalam air. Teknik yang digunakan adalah menggunakan oksida logam, bentonit terpilar switching dan pasir switching," terangnya.

Dimers air sendiri, lanjutnya, belum bisa menjadi bahan bakar. Untuk itu diperlukan bahan yang mampu menginisiasi air agar bisa terbakar. Bahan yang sesuai adalah bioethanol dimers. "Sebab, air dan alkohol (bioethanol) sama-sama memiliki gugus hodroksil (O-H) sehingga bisa menyatu secara sempurna. Bioethanol 90-96 persen juga harus diubah dulu menjadi dimers dengan teknik dilewatkan pada campuran pasir switching dan bentonit terpilar switching pada perbandingan optimal," paparnya.

Kemudian, campuran dimers air dan alokohol bila dipanaskan dan diberi arus listrik DC, perlahan-lahan mengalami perubahan koefesien temperatur negatif (NTC). Pada pemanasan lebih lanjut, secara mendadak menjadi koefesien temperatur positif (PTC).

"Perubahan fenomena sifat NTC/PTC dimers air dan alkohol menjadikan bahan campuran mengalami break down di daerah puncak NTC/PTC dan mudah terbakar. Ini terjadi pada puncak perubahan NTC/PTC," jelasnya.

Perbandingan

Menurutnya, fenomena NTC/PTC dimers air dan alkohol yang tinggi intensitas NTC-nya terjadi pada perbandingan 40 persen air dan 60 persen bioethanol. "Pada kondisi campuran inilah, yakni 40:60, campuran air dan alkohol dapat digunakan sebagai bahan bakar sepeda motor, pengganti bensin atau pertamax," katanya.

Minto Supeno sendiri, setelah mengujicobakan dan memakai bahan bakar ini pada sepeda motornya, berencana melakukan ujicoba pada mobil. "Saya akan mencoba mengajak produsen mobil untuk menguji coba bahan bakar ini," tuturnya.

Di bagian lain keterangannya, doktor yang telah melakukan puluhan penelitian kimia fisik dan kimia material ini menegaskan, campuran air dan bioethanol sebagai bahan bakar ini sangat ramah lingkungan.

"Hasil embakarannya air dan karbondioksida (CO2). Tapi, CO2 yang dihasilkan ialah dari nabati. Ini bisa diuraikan alam. Berbeda dengan CO2 dari pembakaran bensin yang menghasilkan jelaga karbon dan tidak bisa diuraikan alam," ujarnya.

Penerima Piala Presiden untuk Gelar Teknologi Tepat Guna (2001) dan Piala Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) untuk bidang sama (2004) ini yakin, jika air berhasil dikembangkan sebagai bahan bakar, berdampak positif pada ketersediaan bahan bakar yang diperlukan manusia. "Saat ini kebanyakan perang yang terjadi karena perebutan bensin (bakar). Jika air bisa dijadikan bahan bakar, maka mudah-mudahan tidak akan ada perang lagi," demikian Minto Supeno. (Sumber: Analisa, 17 Juni 2009)








Related Post :