Satu lagi kisah menginspirasi yang saya baca sore ini lagi-lagi melalui media online. Kisah Rustono bisa menjadi motivasi untuk saya supaya tidak menyerah dengan keadaan. Melewati proses yang ada akan menjadikan kita menjadi pemenang.
Berikut liputan mengenai Rustono yang saya copy lewat pelitaonline. Semoga Bermanfaat...
Berikut liputan mengenai Rustono yang saya copy lewat pelitaonline. Semoga Bermanfaat...
Rustono dari Grobogan, Punya Pabrik Tempe di Jepang
Jerih
payah dan semangat juang Rustono di Jepang, kini telah terbayar dengan
kesuksesan bisnis tempe yang digelutinya. Jika dulu usahanya hanya di lakukan
di rumah kecil, saat ini suami Tsuruko Kuzumoto ini sudah membangun pabrik
tempe
Senin, 22 April 2013 18:10
Rustono Bos Tempe Di Jepang Yang
Dulunya BellBoy
BERITA TERKAIT
Tak
pernah ada jalan kesuksesan yang mulus, begitu juga yang dialami oleh seorang
pengusaha sukses di Jepang, yakni Rustono.
Rustono
adalah seorang warga Indonesia, tepatnya dari kota kecil Grobogan, Jawa Tengah
yang sekarang mempunyai pabrik tempe di Jepang. Siapa sangka ia dulu sempat
bekerja sebagai Bell Boy di Hotel Sahid Yogyakarta. Perjalanan hidup Rustono
dahulu benar-benar susah, namun hal yang tak membuatnya patah arang adalah
kepercayaannya pada janji Allah yang akan merubah nasib umatnya jika berusaha.
Pada
tahun 1987, Rustono memutuskan untuk mengambil studi akademi perhotelan Sahid
Yogyakarta yang kemudian dia merintis karirnya sebagai Bell Boy di Hotel Sahid.
Di situlah dia bertemu dengan wanita asli Jepang bernama Tsuruko Kuzumoto
yang akhirnya dipersunting menjadi istrinya.
Di
Tahun 1997, Rustono memutuskan untuk berpindah ke Kyoto, Jepang, untuk memulai
kisah hidupnya yang baru bersama istrinya tercinta. Di situ awal perjuangan
hidupnya di Jepang sebagai karyawan di perusahaan sayur hingga perusahaan roti
yang menuntut tanggung jawab tinggi dari para karyawannya. Pengalaman sebagai
karyawan tersebut merupakan pengalaman yang sangat berharga dari penduduk
matahari terbit yang memiliki etos kerja yang sangat tinggi.
Dengan
sedikiti bekal sebagai karyawan, Rustono memulai tergugah hatinya untuk memulai
usaha yang belum pernah ada di negeri Sakura. Mendapatkan insprirasi dari Nato,
makanan khas Jepang yang terbuat dari kedelai, maka dida memulai bisnis tempe
dari sedikit pengalamannya di Indonesia.
Trial
error pun dia alami selama empat bulan, bahkan dia merelakan diri untuk pulang
ke Indonesia hanya untuk belajar membuat tempe dari 60 pengrajin tempe di Pulau
Jawa. Tekat yang kuat dari Rustono pun membuahkan hasil. Dia pun bisa membuat
tempe yang sangat lezat dengan menggunakan ragi dari Indonesia.
Perjuangan
Rustono terus berlanjut, untuk mendapatkan izin produksi di Jepang yang sangat
rumit karena harus melalui berbagai tes dan penelitian. Iklim yang kurang
mendukung juga menjadi kendala karena kelembaban di Jepang kurang dari 60% yang
menyebabkan proses fragmentasi kurang maksimal. Butuh alat khusus untuk
menanganinya.
Segala
hambatan itu menjadi sebuah pelajaran berharga, hingga suatu hari Ia sukses
mendapatkan perizinan dari pemerintah setempat serta memasarkan tempenya
dengan brand Rusto Tempeh yang dilengkapi ilustrasi gambar suasana
kampung di Pulau Jawa. Rustono memilih menggunakan bungkus produk
200 gram, saat ini kapasitas produksi Rusto Tempeh bisa mencapai kurang lebih
16.000 bungkus tempe setiap lima hari. Rustono memasarkan tempenya hampir di
seluruh kota-kota di Jepang, swalayan, toko, dan rumah sakit di Fukuoka.
Jerih
payah dan semangat juang Rustono di Jepang, kini telah terbayar dengan
kesuksesan bisnis tempe yang digelutinya. Jika dulu usahanya hanya di lakukan di
rumah kecil, saat ini suami Tsuruko Kuzumoto ini sudah membangun pabrik tempe
di kawasan pinggir hutan yang bermata air dan memanfaatkan lahan seluas 1.000
meter persegi.
"Mungkin
kita memandang sholat adalah kewajiban yang sangat besar bagi kita, yakni sebagai
bentuk ibadah yang merupakan rutinitas dengan gerakan dan bacaan yang
membosankan. Akibatnya kita beranggapan bahwa sholat hanyalah kewajiban dari
Allah untuk manusia sehingga sering kali kita yang imannya sedang melemah
enggan melakukannya. Padahal sangat jelas sebenarnya dibalik gerakan dan bacaan
itu Allah memberikan suatu manfaat yang besar bagi kita" ucap Rustono
ketika berbagi pengalaman dengan para buruh di Indonesia tahun 2012 lalu.
- See more at:
http://dmaestro-profil.pelitaonline.com/news/2013/04/22/rustono-dari-grobogan-punya-pabrik-tempe-di-jepang#.UcFkIWdR6Fo